Rabu 04 Nov 2020 12:48 WIB

Perguruan Tinggi Harus Mampu Membuat Model Kampus Cerdas

Perguruaan Tingi punya potensi tercepat membangun SDM unggul.

Suasana Rakornas Aptikom 2020.
Foto: Dok STMIK Nusa Mandiri
Suasana Rakornas Aptikom 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rapat Kordinasi Nasional (Rakornas) Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer (Aptikom)  dibuka Senin (2/11). Dr H M Budi Djatmiko, ketua umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) turut hadir memaparkan materinya.

Pembukaan kegiatan ini diresmikan oleh Prof Nizam (dirjen Dikti Kemendikbud) dan dihadiri oleh ratusan wakil seluruh Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia.

Prof  Nizam memberikan paparan materi tentang kondisi saat ini. Menurutnya, Prguruan Tinggi  (PT) perlu melakukan transformasi dan pandai memanfaatkan peluang, membuat lompatan yang lebih cepat dengan memanfaatkan peluang yang ada, melalui digitalisasi pendidikan, meningkatkan kompetensi SDM, membuat inovasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

“Pemerintah saat ini telah memberikan dukungannya dengan memberikan sedikit solusi dari banyaknya masalah yang ada, berupa pulsa gratis untuk dosen, mahasiswa, guru, siswa mulai dari PAUD sampai tingkat atas, namun hal ini tentu tidak akan terus-menerus. Perlu adanya peran PT membuatkan inovasi-inovasi dan ide-ide kreatif untuk mendukung kemajuan bangsa,” papar Nizam dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Dr  Budi Djatmiko, ketua umum Aptisi mengatakan industri 4.0 telah memperkenalkan apa yang disebut “Kampus Cerdas” di mana sistem fisik maya memantau proses fisik kampus dan membuat keputusan yang terdesentralisasi.

“Sistem fisik menjadi internet of things, berkomunikasi dan bekerja  sama baik satu sama lain dengan manusia secara real time melalui web nirkabel yakni optimalisasi proses, transformasi digital, analisis data, otomasi, dan model bisnis baru melalui pengembangan keterampilan yang dibutuhkan,” ujar Budi saat virtual event. Senin (2/11).

Ia menyampaikan ijazah lulusan universitas tak lagi dibutuhkan. Saat ini kampus konvensional berbasis tembok telah hancur bertransformasi menjadi kampus cerdas.

“Dan di sinilah PT memiliki potensi dampak tercepat untuk membangun sumber daya  manusia (SDM) unggul, jika kampus tidak mau dan tidak mampu berubah maka akan terjajah dengan berbagai aturan yang rumit,” katanya.

Dr Dwiza Riana, ketua Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Nusa Mandiri turut memberikan pendapatnya tentang kampus cerdas, dimana ini merupakan model kampus jaman now.

“Model kampus baru yakni kampus cerdas, ijazah perlu didampingi kompetensi yang bagus dan PT punya peran penting dalam perubahan ini,” ungkap Dwiza.

Ia menambahkan PT harus mampu mentransfer pengetahuan ke masyarakat dengan kebutuhan pekerjaan yang sudah berubah.

“Perubahan luar biasa ini harus disambut oleh PT dengan mempersiapkan keterampilan masa depan dan memberi kebebasan pada PT untuk mengatur dirinya guna mempersiapkan SDM yang unggul, inilah waktunya melahirkan teknologi di PT dengan program kampus merdeka yang berakselerasi di berbagai bidang untuk wujudkan ekonomi modern demi Indonesia Maju,” tutup Dwiza.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement