REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- Tahun ini tercatat lebih banyak Muslim mencalonkan diri untuk jabatan politik di Bay Area, AS daripada tahun-tahun sebelumnya. Sekitar 17 kandidat Muslim mengikuti pemilihan di tingkat lokal, negara bagian, dan federal. Ini merupakan lompatan signifikan dari pemilihan pada 2018 ketika hanya satu kandidat Muslim yang mencalonkan diri di Bay Area.
Wilayah Teluk San Francisco, umumnya dikenal sebagai Bay Area merupakan wilayah metropolitan di kawasan Teluk San Francisco dan Teluk San Pablo di California Utara. Bay Area mencakup kota-kota seperti San Francisco, Oakland, dan San Jose, bersama dengan daerah perkotaan dan pedesaan kecil.
"Ini adalah kandidat terbanyak yang pernah saya lihat, dan ini sangat menarik. Kami melihat lebih banyak Muslim mengambil peran aktif dan terlibat," kata Sameena Usman, konsultan hubungan pemerintah untuk kantor Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) Wilayah Teluk San Francisco dilansir di NBC Bay Area, Selasa (3/11).
Para pemimpin Muslim setempat mengatakan alasan peningkatan tersebut dapat diungkapkan dalam tiga kata, yakni Presiden Donald Trump. Usman menunjuk retorika anti-Muslim presiden dan larangan perjalanan Muslim yang membatasi imigrasi dari delapan negara sebagai faktor di balik peningkatan signifikan islamofobia dan kejahatan rasial dan, kemudian, lebih banyak keterlibatan sipil Muslim.
"Pemerintahan ini telah mengeluarkan begitu banyak kebijakan yang merusak, dan karenanya mendorong umat Islam. Komunitas menyadari keputusan akan dibuat tentang kami apakah kami terlibat atau tidak, jadi mereka ingin menjadi yang terdepan dalam membentuk keputusan tersebut," katanya.