Kamis 05 Nov 2020 09:34 WIB

Saham AS Melonjak Menanti Hasil Pemilu AS

Tujuh dari 11 sektor utama S&P ditutup lebih tinggi, dipimpin sektor komunikasi.

A Wall Street sign is pictured outside the New York Stock Exchange in New York, October 28, 2013.
Foto: Reuters/Carlo Alllegri
A Wall Street sign is pictured outside the New York Stock Exchange in New York, October 28, 2013.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Indeks-indeks utama Wall Street naik tajam pada akhir perdagangan Rabu (4/11), saat para investor menunggu hasil pemilihan AS yang berlangsung ketat. Namun, kemungkinan kemacetan di Kongres membuat investor optimistis bahwa perubahan kebijakan besar akan sulit untuk diberlakukan.

Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 367,63 poin atau 1,34 persen, menjadi ditutup pada 27.847,66 poin. Indeks S&P 500 bertambah 74,28 poin atau 2,20 persen, menjadi berakhir di 3.443,44 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup melonjak 430,21 poin atau 3,85 persen, menjadi 11.590,78 poin.

Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 ditutup lebih tinggi, dengan layanan kesehatan dan komunikasi keduanya naik lebih dari empat persen, memimpin kenaikan. Sektor material tergelincir 1,65 persen, merupakan kelompok dengan kinerja terburuk.

Baik Presiden Donald Trump maupun calon dari Partai Demokrat Joe Biden masih memiliki jalan untuk mencapai 270 suara Electoral College yang diperlukan untuk menang ketika beberapa negara bagian masih terus menghitung surat suara yang masuk.

Biden unggul tipis di Wisconsin sementara kampanye Trump mengatakan telah mengajukan gugatan untuk mencoba dan menghentikan penghitungan suara di negara bagian itu.

Pelaku pasar tampaknya berkonsentrasi pada pertempuran untuk Senat, di mana Partai Republik telah menangkis tantangan dalam sejumlah pertarungan utama, menurut para ahli.

"Saya merasa pedagang dan investor semakin nyaman Partai Republik akan memegang Senat dan Demokrat akan memegang DPR," kata Chris Low, kepala ekonom di FHN Financial, dalam sebuah catatan Rabu.

Reli pasar pada Rabu mengikuti sesi sebelumnya yang kuat dengan melihat Dow ditutup naik lebih dari 550 poin. Para ahli mencatat bahwa volatilitas kemungkinan akan berlanjut karena pasar tetap sensitif terhadap berita. 

"Pasar memproses informasi baru saat masuk dan akan ada lebih banyak kejutan dan gangguan sebelum debu mengendap," kata Low.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement