REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Vaksin COVID-19 yang didukung pemerintah India kemungkinan akan diluncurkan paling cepat pada Februari 2021. Waktu peluncuran ini memang lebih awal dari yang diharapkan karena uji coba tahap terakhir baru dimulai bulan ini.
Namun, penelitian sejauh ini menunjukkan bahwa vaksin itu aman dan efektif. Bharat Biotech, sebuah perusahaan swasta yang mengembangkan COVAXIN bersama Dewan Riset Medis India (ICMR) yang dikelola pemerintah, berharap bisa meluncurkan vaksin tersebut pada kuartal kedua tahun depan.
"Vaksin ini telah menunjukkan kemanjuran yang baik, diharapkan pada awal tahun depan, Februari atau Maret, vaksin akan tersedia," kata ilmuwan senior ICMR, Rajni Kan, yang juga anggota satuan tugas COVID-19, di markas badan penelitian di New Delhi kepada Reuters, Kamis (5/11).
Bila diluncurkan tahun depan, COVAXIN menjadi vaksin buatan India pertama yang diluncurkan. Kant, yang merupakan kepala bidang manajemen, kebijakan, perencanaan, dan koordinasi penelitian ICMR, mengatakan, kementerian kesehatan adalah pihak yang memutuskan apakah suntikan COVAXIN dapat diberikan kepada warga. Bahkan sebelum uji coba tahap ketiga selesai.
"Vaksin telah menunjukkan keamanan dan kemanjuran dalam uji coba fase 1 dan 2 serta dalam penelitian hewan, jadi aman tetapi Anda tidak bisa 100 persen yakin kecuali uji coba fase 3 selesai," kata Kant.
"Mungkin ada risiko, jika Anda siap mengambil risiko, Anda bisa mendapatkan vaksin. Jika perlu, pemerintah bisa memikirkan memberikan vaksin dalam situasi darurat," lanjut Kant lagi.
Menteri Kesehatan Harsh Vardhan, mengatakan, pada September bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan untuk memberikan izin darurat bagi pemberian vaksin COVID-19. Vaksin akan diberikan terutama untuk orang tua dan orang-orang di tempat kerja yang berisiko tinggi. Beberapa kandidat vaksin terkemuka sudah dalam pengujian tahap akhir.
Sementara, infeksi virus corona di India naik 50.201 kasus pada Kamis menjadi 8,36 juta kasus, kedua tertinggi di dunia setelah Amerika Serikat. Jumlah kematian naik 704, dengan total sekarang menjadi 124.315 orang. Peningkatan infeksi dan kematian harian di India telah melambat sejak puncaknya pada pertengahan September.