Kamis 05 Nov 2020 20:15 WIB

India Rencana Luncurkan Vaksin Covid-19 Februari 2021

Vaksin Covid-19 COVAXIN yang dikembangkan India sudah mulai uji coba tahap akhir.

Vaksin Covid-19 COVAXIN yang dikembangkan India sudah mulai uji coba tahap akhir (Foto: ilustrasi)
Foto: EPA/Bagus Indahono
Vaksin Covid-19 COVAXIN yang dikembangkan India sudah mulai uji coba tahap akhir (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Vaksin COVID-19 yang didukung pemerintah India kemungkinan akan diluncurkan paling cepat pada Februari 2021. Waktu peluncuran ini memang lebih awal dari yang diharapkan karena uji coba tahap terakhir baru dimulai bulan ini.

Namun, penelitian sejauh ini menunjukkan bahwa vaksin itu aman dan efektif. Bharat Biotech, sebuah perusahaan swasta yang mengembangkan COVAXIN bersama Dewan Riset Medis India (ICMR) yang dikelola pemerintah, berharap bisa meluncurkan vaksin tersebut pada kuartal kedua tahun depan.

Baca Juga

"Vaksin ini telah menunjukkan kemanjuran yang baik, diharapkan pada awal tahun depan, Februari atau Maret, vaksin akan tersedia," kata ilmuwan senior ICMR, Rajni Kan, yang juga anggota satuan tugas COVID-19, di markas badan penelitian di New Delhi kepada Reuters, Kamis (5/11).

Bila diluncurkan tahun depan, COVAXIN menjadi vaksin buatan India pertama yang diluncurkan. Kant, yang merupakan kepala bidang manajemen, kebijakan, perencanaan, dan koordinasi penelitian ICMR, mengatakan, kementerian kesehatan adalah pihak yang memutuskan apakah suntikan COVAXIN dapat diberikan kepada warga. Bahkan sebelum uji coba tahap ketiga selesai.

"Vaksin telah menunjukkan keamanan dan kemanjuran dalam uji coba fase 1 dan 2 serta dalam penelitian hewan, jadi aman tetapi Anda tidak bisa 100 persen yakin kecuali uji coba fase 3 selesai," kata Kant.

"Mungkin ada risiko, jika Anda siap mengambil risiko, Anda bisa mendapatkan vaksin. Jika perlu, pemerintah bisa memikirkan memberikan vaksin dalam situasi darurat," lanjut Kant lagi.

Menteri Kesehatan Harsh Vardhan, mengatakan, pada September bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan untuk memberikan izin darurat bagi pemberian vaksin COVID-19. Vaksin akan diberikan terutama untuk orang tua dan orang-orang di tempat kerja yang berisiko tinggi. Beberapa kandidat vaksin terkemuka sudah dalam pengujian tahap akhir.

Sementara, infeksi virus corona di India naik 50.201 kasus pada Kamis menjadi 8,36 juta kasus, kedua tertinggi di dunia setelah Amerika Serikat. Jumlah kematian naik 704, dengan total sekarang menjadi 124.315 orang. Peningkatan infeksi dan kematian harian di India telah melambat sejak puncaknya pada pertengahan September.

sumber : Reuters/Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement