REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan pendidikan karakter peserta didik diwujudkan melalui berbagai kebijakan Kemendikbud yang berpusat pada upaya mewujudkan Pelajar Pancasila. "Mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Pelajar Pancasila memiliki enam ciri utama, yaitu bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebhinekaan global," ujar dia dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (6/11).
Untuk itu, dibutuhkan suatu mekanisme atau gerakan penumbuhan karakter, di antaranya melalui sosialisasi, penyempurnaan pembelajaran, dan aneka kompetisi, sehingga profil Pelajar Pancasila dapat terwujud.
Selain melalui berbagai kebijakan yang mengarah pada pembentukan profil Pelajar Pancasila, lanjut Mendikbud, mekanisme atau gerakan penumbuhan karakter dilakukan dengan penyebarluasan konten kepada satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Pusat Penguatan Karakter Kemendikbud.
Konten-konten tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengamalan nilai-nilai Pancasila dan pemahaman masyarakat atas konsep Merdeka Belajar dan profil Pelajar Pancasila.
Dia menjelaskan salah satu profil Pelajar Pancasila adalah bernalar kritis. Kemendikbud terus berupaya membangun pemahaman melalui pembelajaran agar para pelajar mampu secara objektif memproses informasi, baik kualitatif maupun kuantitatif. Dan mampu membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya.
"Kami berharap, melalui pendidikan karakter, generasi muda mampu memilah dan memilih mana informasi yang benar dan mana yang tidak benar," kata dia.
Penguatan pendidikan karakter juga diimplementasikan pada tiga pusat pendidikan, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.
Keenam karakteristik Pelajar Pancasila tersebut terwujud melalui penumbuh kembangan nilai-nilai budaya Indonesia dan Pancasila, yang merupakan fondasi bagi arah pembangunan nasional.
Dengan identitas budaya Indonesia dan nilai-nilai Pancasila yang berakar dalam, masyarakat Indonesia pada masa mendatang menjadi masyarakat terbuka yang berkewargaan global, dapat menerima dan memanfaatkan keragaman sumber, pengalaman, serta nilai-nilai dari beragam budaya di dunia, namun sekaligus tidak kehilangan ciri dan identitas khasnya.
"Melalui pendidikan karakter juga diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji, dan menginternalisasi serta memersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari," kata Nadiem.