Senin 09 Nov 2020 16:25 WIB

Satgas Sebut Situasi Covid-19 di Indonesia Terkendali

Jumlah kasus aktif yang terus menurun dan pasien yang sembuh bertambah.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ratna Puspita
 Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito
Foto: BPIP
Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengklaim kasus virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) di Indonesia terkendali. Ini terlihat dari jumlah kasus aktif yang terus menurun dan pasien yang sembuh bertambah.

"Kalau kita lihat perkembangan kasus nasional selama ini, sebenarnya telah menunjukkan tanda-tanda bahwa kasus Covid-19 di Indonesia relatif terkendali," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito saat berbicara di konferensi virtual BNPB bertema Pengadaan Vaksin dan Penanganan Covid-19, Senin (9/11).

Baca Juga

Wiku mengatakan, angka kasus aktif atau orang yang sedang sakit di Indonesia kini sebanyak 12,52 persen, sedangkan dunia masih 26,79 persen. Jadi, dia melanjutkan, persentase angka kesakitan Indonesia lebih rendah dan selisihnya 14,27 persen. 

Bahkan, ia mengatakan, kasus aktif turun dari waktu ke waktu. Tak hanya itu, ia juga mengatakan, jumlah pasien yang sembuh di Tanah Air menjadi 84,14 persen per hari ini, sedangkan dunia masih 70,71 persen. 

Artinya, dia melanjutkan selisih kasus kesembuhan Indonesia dan dunia 13,4 persen dan kesembuhan di Tanah Air lebih tinggi dibandingkan global. "Ini tren yang baik dan jadi prestasi nasional bersama, masyarakat maupun pemerintah bisa bersama-sama mengendalikan kasus," katanya.

Kendati demikian, ia menyebutkan kasus meninggal di Indonesia masih 3,34 persen, sedangkan di dunia 2,5 persen. Wiku mengakui angka kematian di Indonesia masih sedikit di atas global yaitu 0,84 persen. 

Terkait peningkatan kasus Covid-19 di dunia termasuk Eropa, Wiku meminta Indonesia harus benar-benar waspada menjaga perbatasan, termasuk kedatangan pekerja migran, dan jamaah umroh ke Tanah Air. "Kita harus betul-betul menerapkan karantina dan testing swab dengan baik agar tidak ada imported case ke Indonesia," katanya.

Ia optimistis selama Indonesia bisa menjaga kondisi ini, bisa saja kasus di tempat lain naik tetapi di Indonesia tetap terjaga. Sebab, Indonesia sudah berpengalaman selama delapan bulan bekerja sama. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement