REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Negosiasi antara ASEAN dan negara-negara lain mengenai Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) telah selesai. Dengan begitu, kesepakatan perdagangan tersebut dapat ditandatangani pada 15 November mendatang.
Wakil Menteri Luar Negeri Vietnam Nguyen Quoc Dzung dalam sebuah pengarahan menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-37 menjelaskan, penandatanganan itu akan tergantung pada prosedur internal dari setiap negara yang terlibat dalam perundingan itu. Blok tersebut terdiri atas berbagai negara ASEAN dan negara lain, meliputi Jepang, Australia, Korea Selatan, serta China.
Dilansir Bloomberg pada Selasa (10/11), ia menuturkan, blok perdagangan yang didukung China mengupayakan kembalinya India. Hal itu guna menyelesaikan kesepakatan.
Sebagai informasi, KTT ASEAN yang rencananya dimulai pada Kamis hingga Ahad, akan diadakan secara virtual melalui konferensi video. Vietnam pun ditunjuk sebagai ketua ASEAN 2020, sehingga akan menjadi tuan rumah pada pertemuan tersebut.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menghadiri pertemuan special caucus 10 menteri ekonomi ASEAN yang membahas status draf RCEP. Pertemuan itu juga membahas konsolidasi posisi ASEAN dalam rangka persiapan penandatanganan perjanjian RCEP pada 2020.
"Hal itu sebagaimana diamanatkan para Kepala Negara/Pemerintahan RCEP pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) RCEP ke-3 di Bangkok pada November 2019,” ujar Agus melalui keterangan resmi. Pertemuan secara virtual tersebut berlangsung pada Senin (2/11), dipimpin Menteri Perindustrian dan Perdagangan Vietnam Tran Tuan Anh.
Agus mengatakan, Indonesia sebagai negara koordinator perundingan, mendorong peserta RCEP memastikan proses domestiknya agar memperoleh full power dalam penandatanganan perjanjian RCEP. Hal itu dilakukan supaya perjanjian RCEP dapat ditandatangani tepat waktu pada tahun ini.