Selasa 10 Nov 2020 16:33 WIB

Megawati Sebut Jakarta Jadi Amburadul

Megawati mengaku heran lantaran Jakarta tidak masuk sebagai Kota Ramah Mahasiswa.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengaku heran lantaran Jakarta tidak masuk sebagai Kota Ramah Mahasiswa atau City of Intelect. Hal tersebut ia sampaikan menanggapi riset yang dilaksanakan oleh tim yang dipimpin Ketua Senat dan Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Hafid Abbas.

"Saya bilang Jakarta ini menjadi amburadul, karena apa? Ini tadi seharusnya City of Intellect ini dapat dilakukan tata kotanya, masterplan-nya, dan lain sebagainya, siapakah yang buat hal ini tentunya para akademisi, insinyur dan lain sebagainya dan lain sebagainya," kata Megawati dalam diskusi bertajuk  'Pembudayaan Pancasila dan Peneguhan Kebangsaan Indonesia di Era Milenial' yang digelar Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Selasa (10/11).

Baca Juga

Penghargaan City of Intelectual diberikan UNJ kepada tiga daerah di Indonesia, yakni Semarang, Solo, dan Surabaya. Kriteria yang menjadi penilaian City of Intelect, di antaranya terdapat dua perguruan tinggi dengan reputasi baik, keamanan, dan keterjangkauan biaya hidup.

"Terima kasih sekali saya diberi sebuah penghargaan untuk memberikan award ini ke kota Semarang atau dengan diwakili wali kotanya sebagai peringkat satu di dalam penganugerahan penghargaan kota ramah mahasiswa," ujarnya.

Ia menjelaskan, Presiden pertama RI Soekarno melalui prasasti Daksinapati 15 September 1953 telah menetapkan Rawamangun sebagai kota ramah mahasiswa. Menurutnya, pemikiran Soekarno lebih maju 57 tahun lebih maju dibandingkan dengan perkembangan masyarakat internasional pada saat ini yang baru melakukan pemeringkatan kota mahasiswa di dunia.

"Sayang Rawamangun itu belum berhasil atau tidak berhasil menjadi city of intellect. Jadi maksud saya, saya mohon dengan sangat dengan cara-cara akademis melihat kita ini tujuannya mau ke mana," tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement