REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Prof Yunahar Ilyas
JAKARTA -- Nabi Sulaiman AS diberi oleh Allah SWT kekuasaan yang tidak diberikan kepada siapa pun sesudah beliau. Salah satu kelebihan Sulaiman adalah kemampuannya mengendalikan angin.
Allah SWT berfirman: “Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakiNya. “ (Q.S. Shad 38:36)
“Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha mengetahui segala sesuatu” (Q.S. Al-Anbiya’ 81 :21)
Sulaiman dapat memerintahkan angin untuk menerbangkan apa saja yang dia sukai menuju kemana saja yang beliau mau. Sulaiman punya permadani yang terbuat dari kayu lunak.
Permadani itu luas, bisa memuat banyak hal dalam jumlah besar. Bisa memuat bangunan, unta, kuda, burung, manusia dan jin dan berbagai barang perlengkapan yang diperlukan. Setelah semuanya terkumpul di atas permadani raksasa, lalu Sulaiman memerintahkan angin untuk menerbangkannya ke mana saja yang beliau inginkan. (Qashash al-Anbiya’ hal. 330).
Dengan mengendarai angin, Nabi Sulaiman bisa berpindah sangat cepat dari satu negeri ke negeri yang lain. Perjalanan beliau dengan angin dari pagi sampai tengah hari sama dengan perjalanan sebulan dengan onta yang cepat.
Begitu juga perjalanan dari tengah hari sampai sore sama dengan perjalanan sebulan dengan mengendarai onta yang cepat. Jika paginya Sulaiman berada di Baitul Maqdis, siangnya beliau sudah berada di Estakhar (sebuah kota kuno di Provinsi Fars, Iran Selatan, 5 km sebelah utara Persepolis).
Sore beliau bisa balik lagi ke Baitul Maqdis. Hasan al-Bashri menyatakan, sebagaimana dikutip Ibn Katsir dalam Qashash al-Anbiya’ (hal. 330) Pagi-pagi Sulaiman ada di Damaskus, kemudian beliau makan siang di Estakhar, dan bermalam di Kabul. Masing-masing kota itu kalau dengan onta, memerlukan waktu perjalanan sebulan.
Kalau pada zaman sekarang, perjalanan dari satu kota ke kota lain atau dari satu negara ke negara lain dengan kecepatan perjalanan onta satu bulan itu dapat dilakukan dengan pesawat terbang, bahkan bisa lebih cepat dari itu. Tapi pada masa itu, perjalanan seperti itu benar-benar sebuah mukjizat dari Allah SWT yang dianugerahkan kepada Nabi Sulaiman.
Allah SWT berfirman menggambarkan hal tersebut: “Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.”
“Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakiNya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih.” (Q.S. Saba’ 34: 12-13)
Mukjizat lain yang diberikan kepada Sulaiman yang disebutkan dalam ayat di atas adalah Allah mengalirkan tembaga untuknya. Barangkali waktu itu Sulaiman menemukan sumber tembaga lalu mengalirkannya ke tempat tertentu sehingga dapat diolah untuk memproduksi berbagai macam alat, benda-benda, dan perkakas yang diperlukan.
Sulaiman juga diberi kemampuan menguasai dan mempekerjakan setan-setan ahli bangunan untuk membangun gedung-gedung yang tinggi. Konon kota Estakhar dibangun oleh para jin anak buah Sulaiman.
Sulaiman juga menguasai dan mempekerjakan jin-jin ahli menyelam untuk mencari mutiara di lautan. Pekerja bangsa jin itu diawasi dengan ketat, dan kalau melanggar dan menentang akan dihukum oleh Allah SWT. Jin-jin itu juga membuat patung-patung sebagai pajangan dan piring-piring besaran seukuran kolam dan membuat periuk-periuk yang tetap berada di atas tungku.
Di zaman Nabi Sulaiman juga bangunan Baitul Maqdis diperbesar dan dibuat jadi megah dan indah. Masjid pertama yang dibangun di atas permukaan bumi adalah Masjidil Haram di Makkah. Masjid kedua adalah di Baitul Maqdis yang dibangun oleh Ishaq 40 tahun setelah Nabi Ibrahim dibantu putranya Ismail membangun kembali Ka’bah yang sudah roboh sebelumnya dan tinggal pondasi.
https://www.suaramuhammadiyah.id/2020/11/11/nabi-sulaiman-as-8-mukjizat-dan-kematian/