Rabu 18 Nov 2020 05:38 WIB

Khofifah: Pengabdian Melalui PMI sebagai Amal Jariyah

Di awal pandemi PMI Jatim sempat kekurangan stok darah karena relawan turun 70 persen

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Hiru Muhammad
Seorang petugas memeriksa data yang tertera di salah satu kantong darah di ruang penyimpanan darah di Unit Donor Darah Palang Merang Indonesia (UDD PMI) Surabaya, Jatim, Senin (18/7). Menjelang bulan Ramadhan, PMI Surabaya melakukan jemput bola pelayanan darah
Foto: ANTARA/Eric Ireng
Seorang petugas memeriksa data yang tertera di salah satu kantong darah di ruang penyimpanan darah di Unit Donor Darah Palang Merang Indonesia (UDD PMI) Surabaya, Jatim, Senin (18/7). Menjelang bulan Ramadhan, PMI Surabaya melakukan jemput bola pelayanan darah

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta Palang Merah Remaja (PMR) dimaksimalkan perannya dalam berbagai kegiatan kemanusiaan dan kepedulian. Menurutnya, PMR merupakan salah satu kekuatan Palang Merah Indonesia (PMI) dalam melaksanakan kegiatan kemanusiaan, siaga bencana, serta mempromosikan dan mensosialisasikan  prinsip dasar gerakan palang merah terutama di kalangan remaja.

Apalagi, kata Khofifah, misi kemanusiaan dan PMI adalah  borderless. Artinya, pertolongan kemanusiaan tidak memandang agama, suku, pekerjaan, maupun strata sosial apapun. Tidak hanya itu, melalui PMR, semangat nasionalisme, toleransi, dan moderasi para remaja bisa terus ditingkatkan.

“PMI ini borderless, lintas profesi, lintas suku, agama, dan sebagainya. Dan proses membangun Indonesia melalui heterogenitas dan kebhinekaan di PMI ini sudah teruji selama 75 tahun. Oleh karena itu pembibitan mulai dari PMR menjadi sangat penting,” kata Khofifah di Surabaya, Selasa (17/11).

Khofifah mengatakan, orang-orang yang mengabdikan dirinya melalui PMI adalah orang-orang luar biasa yang memberikan sodaqoh energi, pikiran, dan amal jariyah. Menurutnya, jika banyak orang yang menyadari palang merah adalah ladang amal jariyah, maka pasti banyak orang ingin bersama-sama ikut PMI.

"Untuk itu bagaimana PMI dan PMR ini disiapkan lebih kuat lagi. Ruh seperti ini harus menjadi nafas dari seluruh gerak kita, seluruh perjuangan kita, bahwa ada kesalehan sosial di dalam perjuangan dan pergerakan PMI,” ujarnya.

Khofifah melanjutkan, kecepatan memberikan layanan, terutama ketika terjadi bencana alam dan masalah-masalah kemanusiaan yang lain sangat lah penting. Apalagi beberapa daerah di Jatim masuk kategori rawan bencana seperti longsor, banjir. Menurutnya kehadiran PMI di lini paling bawah menjadi sangat penting.

Ketua PMI Provinsi Jawa Timur Imam Utomo mengatakan, dalam pelayanan di darah, pihaknya terus meningkatkan kualitas layanan dan jumlah darah. Saat awal pandemi, PMI Jatim sempat kesulitan mendapat pendonor sehingga jumlah relawan turun 70 persen.

“Namun dengan bantuan pengiriman surat kami kepada TNI, Polri dan PNS Pemprov akhirnya kekurangan itu dari 70 persen tinggal 30 persen. Tapi jumlah itu sudah memenuhi kebutuhan darah di Provinsi Jatim. Sebelum pandemi stok darah biasanya berlebih, bisa kirim ke luar daerah. Untuk itu kami bertekad PMI harus hadir dan memberikan yang terbaik bagi masyarakat,” kata dia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement