Jumat 20 Nov 2020 21:41 WIB

Berbicara di KTT APEC, Jokowi Serukan Reaktivasi Ekonomi

Jokowi menyerukan pengaktifan kembali ekonomi Asia Pasifik

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
 Screengrab yang diambil dari pertemuan virtual APEC CEO Dialogues 2020 menunjukkan Presiden Indonesia Joko Widodo berbicara saat pembukaan APEC CEO Dialogues 2020 di Kuala Lumpur, Malaysia, 19 November 2020. Malaysia akan menjadi tuan rumah pertemuan virtual pertama para pemimpin ekonomi APEC pada 20 November mendatang. hingga pembatasan perjalanan yang disebabkan oleh pandemi virus corona.
Foto: EPA-EFE/APEC CEO Dialogues 2020
Screengrab yang diambil dari pertemuan virtual APEC CEO Dialogues 2020 menunjukkan Presiden Indonesia Joko Widodo berbicara saat pembukaan APEC CEO Dialogues 2020 di Kuala Lumpur, Malaysia, 19 November 2020. Malaysia akan menjadi tuan rumah pertemuan virtual pertama para pemimpin ekonomi APEC pada 20 November mendatang. hingga pembatasan perjalanan yang disebabkan oleh pandemi virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyuarakan pengaktifan kembali kegiatan perekonomian di kawasan Asia Pasifik. Hal itu disampaikannya saat berkesempatan berbicara dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) secara virtual, Jumat (20/11) malam. Pandemi Covid-19 yang melanda dunia dirasakan ikut memukul perekonomian negara-negara anggota APEC. 

Presiden Jokowi menyampaikan produk domestik bruto (PDB) yang mencakup 21 negara anggota APEC terkontraksi 2,7 persen tahun ini. Tak hanya itu, dampak ekonomi paling nyata adalah munculnya 74 juta orang yang kehilangan pekerjaan. 

Baca Juga

"Secara bersama-sama APEC harus membalikkan keadaan. Presiden mengharapkan 2021 akan terjadi pertumbuhan positif dan upaya harus didorong mulai dari sekarang," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengutip pernyataan Presiden Jokowi. 

Salah bentuk reaktivasi ekonomi yang diusulkan Presiden Jokowi adalah dibukanya kembali perjalanan bisnis esensial antarnegara APEC. Hal itu bisa dilakukan dengan mengoptimalkan APEC Bussiness Travel Card dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang kuat dan disiplin. 

"Dan rantai pasok konektivitas dan digitalisasi ekonomi juga harus diperkuat," kata Retno. 

Dalam forum KTT APEC, ujar Retno, Presiden Jokowi juga secara gamblang menyampaikan pemikirannya bahwa fondasi kebersamaan yang dibangun antaranggota APEC di masa lalu cenderung mengendur. Hal itu terlihat jelas pada KTT APEC dua tahun lalu yang tak menghasilkan dokumen kesepakatan apapun. 

Sementara, KTT tahun ini menghasilkan dua dokumen kesepakatan. Hal itu disambut baik Presiden Jokowi sebagai sebuah kemajuan yang positif. Dua dokumen kesepakatan yang dihasilkan dalam KTT APEC 2020 antara lain APEC Putrajaya Vision 2040 dan Kuala Lumpur Declaration. 

APEC Putrajaya Vision 2040 berfokus pada empat hal. Pertama, penguatan sistem perdagangan dan investasi. Kedua, pengembangan inovasi dan digitalisasi. Ketiga, memastikan ketahanan kawasan melalui pertumbuhan yang kuat dan berkualitas di kawasan APEC. Terakhir, semangat penguatan kelembagaan APEC dan penetapan 2040 sebagai batas pencapaian visi APEC. 

"APEC Putrajaya Vision 2020 merupakan kelanjutan dari Bogor Goals yang telah mencapai tenggatnya pada tahun 2020 ini. Dan Visi Baru ini akan menjadi landasan selanjutnya kerja sama APEC untuk 20 tahun ke depan," kata Retno. 

Sebagai informasi, Bogor Goals disepakati oleh negara-negara APEC dalam KTT pada 1994 silam. Bogor Goals, selama 26 tahun terakhir, menjadi fondasi bagi kerja sama APEC. 

Dokumen kedua yang disepakati adalah Kuala Lumpur Declaration. Retno menjelaskan, kesepakatan itu menekankan komitmen pemimpin ekonomi APEC untuk segera bekerja sama dalam penanganan pandemi, memulihkan ekonomi, termasuk memanfaatkan peluang ekonomi baru seperti ekonomi digital, mendorong pembangunan berkelanjutan yang inklusif dan inovatif.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement