REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga kini belum ada vaksin virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) yang terbukti secara klinis efektif mencegah penularan virus. Kendati demikian, banyak kabar mengenai vaksin Covid-19 yang menyatakan vaksin tidak aman, padahal ini adalah hoaks atau berita palsu.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam/Vaksinolog Dirga Sakti Rambe membantah mengenai kabar vaksin Covid-19 yang tidak aman. "Jelas itu keliru, karena vaksin yang digunakan harus melalui serangkaian penelitian yang panjang dan sudah dievaluasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Keamanan vaksin juga dipantau terus-menerus," ujarnya saat mengisi konferensi virtual FMB9 bertema 'Vaksin Sebagai Perencanaan Preventif Kesehatan', Senin (23/11).
Artinya, dia menambahkan, ketika vaksin telah digunakan bukan berarti otoritas tidak mengawasinya. Ia menegaskan pemerintah akan terus mengawasi penggunaan vaksin pascaberedar.
Selain itu, ia juga membantah hoaks lainnya yaitu vaksin tidak ada gunanya dan merugikan tubuh. "Kabar itu keliru karena vaksin melatih sistem kekebalan tubuh kita agar mampu memproduksi antibodi sendiri dan jadi imun," katanya.
Bahkan ia menjelaskan, vaksin memiliki keunggulan yaitu memberikan perlindungan spesifik. Sehngga perlindungan khusus ini bisa bekerja menangani virus secara langsung. Oleh karena itu, dia menambahkan, banyak dokter dan ahli yang menyatakan bahwa vaksin efektif sebagai alat mencegah penularan virus corona .
Terkait kabar bahwa penyintas Covid-19 yang mengalami penurunan fungsi paru, Dirga menyebut ini tergantung kondisi saat mereka terinfeksi virus tersebut. "Kalau kondisi berat masuk ICU dan butuh ventilator maka mungkin ada penurunan fungsi paru tetapi kalau terinfeksi Covid-19 dengan gejala ringan atau sedang kemudian sembuh maka sangat besar kemungkinan paru-parunya pulih 100 persen," ujarnya.