REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Komisi D DPRD Jawa Timur Kuswanto optimistis pembangunan Jalur Lintas Salatan (JLS) Jatim yang diproyeksikan menjadi pengungkit wisata Pantai Selatan (Pansela) dapat segera diselesaikan. Kuswanto berharap, pemerintah pusat bisa ambil bagian dalam penyelesaian proyek tersebut. Mengingat, masih besarnya sisa jalan yang harus dituntaskan.
Jalur Lintas Selatan di Jawa Timur memiliki panjang mencapai 675,31 kilometer. Pembangunannya masih menyisakan 301,18 kilometer yang belum selesai dikerjakan. Saat ini, 86,48 kilometer di lot 6,7,8, dan 9 sedang dikerjakan yang dananya berasal dari pinjaman Islamic Development Bank (IDB).
"Jadi yang belum tersentuh 214,70 kilometer. Kemudian 47,19 kilometer belum dibebaskan," kata kuswanto melalui pesan singkatnya, Rabu (25/11).
Kuswanto mengungkapkan, anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp 4,784 triliun. Pihaknya terus mendorong selesainya proyek yang menurutnya akan menjadi landmark untuk dipersembahkan kepada masyarakat Jatim di pesisir selatan. Dia berharap, pada 2024 pembangunan JLS yang melintasi Jatim bisa terselesaikan.
Wakil Ketua DPRD Jatim Anik Maslachah menyebut, Jalur Lingkar Selatan Jatim atau Pansela akan mampu menjadi pengungkit untuk mengurangi disparitas di Jatim. Mengingat, saat ini industri hanya terpaku di enam daerah besar dari total 38 kabupaten/ kota di Jatim. Yakni, Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Pasuruan, dan Kediri.
"Satu hal yang menyebabkan disparitas tinggi adalah pembangunan infrastruktur jalan masih mengalami hambatan," kata Anik.