REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Puluhan emak-emak menggelar aksi di depan Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat, guna membela dan memberikan dukungan kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atas beredarnya video viral yang menjelekkannya. Video berdurasi 19 detik yang beredar di media sosial menampilkan sejumlah orang menyanyikan yel-yel 'hancurkan Risma' merujuk ke Wali KotaSurabaya Tri Rismaharini, viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, nampak sejumlah orang mengenakan atribut kaus warna-warni bergambar calon wali kota dan wali wali kota Surabaya nomor urut 2 Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno. Mereka juga mengacungkan dua jarinya. "Hancur, hancur, hancurkan Risma, hancurkan Risma sekarang juga. Hancur, hancur, hancurkan Risma, hancurkan Risma sekarang juga," teriak mereka.
Dalam video itu juga terlihat mantan kader PDIP yang menolak mendukung Eri Cahyadi-Armuji. Tak hanya itu, di belakang mereka, nampak pula ada latar atau background yang menampilkan gambar pasangan calon nomor urut 2 Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno.
Saat dikonfirmasi, Mat Mochtar membenarkan bahwa dirinya memang ada di video tersebut. Ia menyebut video itu terekam pada Rabu (25/11) kemarin. "Videonya kemarin, masih baru," kata Mat Mochtar.
Namun, Mat Mochtar menolak untuk menjelaskan dengan detail, saat acara apa dan siapa saja yang bersamanya saat video itu direkam. Ia mengatakan bahwa nyanyian itu adalah luapan kekecewaan dirinya kepada Risma, karena telah memberikan kepercayaan kepada tokoh di luar PDIP, Eri Cahyadi, untuk meneruskan jabatannya sebagai calon wali kota
Ia pun kecewa, karena kata dia, mestinya, yang berhak mendapatkan rekomendasi menjadi calon wali kota adalah Whisnu Sakti Buana. Whisnu dianggap layak karena telah mendampingi Risma sebagai Wakil Wali Kota Surabaya selama dua periode.
Mat Mochtar pun tak terima dan melawan, hingga mengakibatkan ia dipecat dari PDIP. Karena itu, ia justru menyebut dirinya lah yang telah dihancurkan oleh Risma. "Aku yang dihancurno sampai dipecat, sing menghancurkan saya Bu Risma. Dari pada aku hancur ya Bu Risma tak hancurno (saya hancurkan), timbang PDIP sing hancur (yang hancur)," katanya.
Merespons beredarnya video tersebut, putra Risma, Fuad Bernardi mengaku sedih dan kecewa. "Saya mewakili putranya beliau (Risma), merasa sedih terus kecewa juga. Kalau konteksnya untuk Pilkada kenapa sampai melakukan seperti itu [membawa-bawa nama Risma]. Padahal Ibu tidak maju lagi," imbuhnya.
Pascaberedarnya video tersebut, sejumlah dukungan datang untuk Risma. Seperti yang dilakukan puluhan emak-emak menggelar aksi di depan Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat, guna membela dan memberikan dukungan kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
"Kami masyarakat Surabaya dengan ketulusan hati menikmati buah karya pembangunannya. Ya, Bu Risma, perempuan tangguh itu membangun Surabaya tidak hanya sekadar badannya. Tetapi jiwa Surabaya dibangun dengan hatinya pula," kata kordinator aksi Renny Anjani saat berorasi.
Renny mengatakan, emak-emak di Surabaya merasa sakit hati dan geram. Mereka pun lantas menggelar aksi dukungan bela Bu Risma dan lawan premanisme. Mereka membawa beberapa poster yang berisi dukungan kepada Risma.
Renny mengatakan, hanya orang-orang yang tidak beretika yang mau menghancurkan seorang perempuan berprestasi yang telah sukses membangun Surabaya. "Apakah beliau-beliau pendukung Pak Machfud Arifin tidak melihat hasil buah karya wali kota perempuan pertama di Surabaya itu yang telah membangun Kota Pahlawan dengan hati dan segenap jiwa raganya," ujarnya.
Anjani pun mempertanyakan apakah pantas orang-orang yang katanya beradab dan berjiwa satria menghujat seorang perempuan yang sudah membangun Surabaya dengan kata-kata tak beretika. Bagi Anjani, mereka tidaklah sadar bahwa yang dihujat itu adalah seorang ibu yang memimpin Surabaya dengan bijaksana.
"Lisanmu menunjukkan ketikpantasanmu sebagai warga kota yang bermartabat! Bu Risma itu ibumu, juga ibuku, ibu kita semua warga Surabaya yang hendak kalian hancurkan," ujarnya.
Menurut Anjani, saat ini sudah tidak zamannya lagi premanisme. Maka dari itu, ia berharap agar para oknum itu berhenti menghujat dan menghina Wali Kota Risma, karena hal itu sama saja dengan menghujat ibu mereka sendiri.
"Kita emak-emak Suroboyo memaafkanmu, wahai mereka yang akan menghancurkan Bu Risma. Sebab kita yakin kalian lahir dari seorang ibu. Jadilah manusia yang bermartabat," katanya.
Pilkada Surabaya 2020 diikuti pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Armuji. Paslon nomor urut 01 tersebut diusung oleh PDI Perjuangan dan didukung oleh PSI. Selain itu, mereka juga mendapatkan tambahan kekuatan dari enam partai politik nonparlemen, yakni Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Hanura, Partai Berkarya, PKPI, dan Partai Garuda.
Sedangkan pasangan Machfud Arifin-Mujiaman dengan nomor urut 02 diusung koalisi delapan partai yakni PKB, PPP, PAN, Golkar, Gerindra, PKS, Demokrat dan Partai NasDem serta didukung partai nonparlemen yakni Partai Perindo.