REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki pada mengutuk pembunuhan ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh pada Sabtu (28/11).
"Kami menyesal bahwa ilmuwan Iran Mohsen Fakhrizadeh kehilangan nyawanya akibat serangan bersenjata di Teheran. Kami mengutuk pembunuhan keji ini dan menyampaikan belasungkawa kami kepada pemerintah Iran dan keluarga almarhum," kata Kementerian Luar Negeri Turki.
Kementerian menegaskan bahwa Turki menentang semua jenis upaya yang mengganggu perdamaian dan ketenangan serta terorisme di wilayah tersebut, terlepas dari siapa pun pelaku atau targetnya.
"Dalam hal ini, kami berharap mereka yang melakukan aksi tersebut akan diungkap dan dimintai pertanggungjawaban di hadapan keadilan dan kami mengimbau semua pihak untuk bertindak dengan akal sehat dan menahan diri serta menghindari upaya yang akan mengarah pada eskalasi di kawasan," ungkap kementerian.
Fakhrizadeh, yang memimpin penelitian dan inovasi di kementerian pertahanan, diserang di daerah Damavand dekat Teheran pada Jumat. Penyerang meledakkan kendaraan di depan Fakhrizadeh dan menembaki mobilnya, yang menyebabkan dia dan orang yang bersamanya saat itu terluka.
Mereka dilarikan ke rumah sakit, tapi Fakhrizadeh kemudian meninggal karena luka yang dideritanya. Presiden Iran Hassan Rouhani dan para pejabat tinggi menuduh Israel berada dibalik pembunuhan ilmuwan nuklir terkenal itu.
Serangan itu menimbulkan kemarahan di seluruh Iran. Sekelompok pengunjuk rasa berkumpul di luar kantor Rouhani pada Jumat malam dan menuntut pembalasan yang tegas.
Itu adalah pembunuhan tokoh penting Iran kedua sejak serangan udara Amerika Serikat menewaskan Jenderal Qasem Soleimani di Baghdad pada Januari. Pejabat Iran menilai ada koordinasi Israel-AS dalam serangan itu.