Ahad 29 Nov 2020 23:51 WIB

Presiden PKS Kritisi Penanganan Covid-19

Syaikhu menegaskan, PKS tetap akan mengambil sikap oposisi. 

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Presiden PKS Ahmad Syaikhu menyampaikan pidato politik saat Musyawarah Nasional (Munas) V PKS di Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Ahad (29/11/2020). Agenda Munas V PKS membahas arah kebijakan partai lima tahun ke depan dan ikrar pengurus DPP PKS 2020-2025.
Foto: ANTARA/M Agung Rajasa
Presiden PKS Ahmad Syaikhu menyampaikan pidato politik saat Musyawarah Nasional (Munas) V PKS di Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Ahad (29/11/2020). Agenda Munas V PKS membahas arah kebijakan partai lima tahun ke depan dan ikrar pengurus DPP PKS 2020-2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu mengkritisi penanganan covid-19 yang dilakukan pemerintah selama ini. Syaikhu memandang pandemi covid-19 kurang diantisipasi dengan baik oleh pemerintah. 

Bahkan, pemerintah justru menjadikan bahan candaan di awal kemunculan covid-19. "Tetapi setelah dirasakan wabah ini betul-betul ada, baru lah kepanikan terjadi. Manajemen krisis yang dilakukan pemerintah lebih mengedepankan masalah ekonomi, ketimbang masalah kesehatannya sendiri," kata Syaikhu dalam pidato politiknya pada Musyawarah Nasional (Munas) ke-V PKS, Ahad (29/11).

Baca Juga

Selain itu, Syaikhu memandang, kebijakan antarpusat dan daerah dalam penanganan covid juga kerap tidak sinkron. Menurutnya, pemerintah seharusnya menjadi dirigen yang mampu mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan berbagai pemangku kepentingan ini menjadi harmonisasi yang indah.

"Itulah yang seharusnya dilakukan pemerintah. Namun, sayang hal ini tidak terjadi. Malah sering kali terjadi ketegangan antara pusat dan daerah. Tentu semua ini terjadi karena lemahnya kepemimpinan," tuturnya.

Syaikhu menjelaskan, lemahnya koordinasi dan kepemimpinan yang dilakukan pemerintah berimbas banyak hal. Salah satunya masih tercatatnya Indonesia dengan jumlah kematian terbanyak. Dampak lainnya yaitu ancaman resesi ekonomi.

"Menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat, angka kemiskinan semakin meningkat, pengangguran naik tajam dan ketimpangan pun semakin lebar di tengah masyarakat," ucapnya.

Di bawah kepemimpinannya, Syaikhu menegaskan, PKS tetap akan mengambil sikap oposisi. Namun oposisi yang dimaksud bukanlah oposisi yang asal beda, melainkan oposisi yang konstruktif.

"Memberikan kritik yang membangun kepada pemerintah. Tapi kalau perlu ada yang diapresiasi, seperti tegasnya pemerintah terhadap macron ya kita juga apresiasi. Jadi inilah oposisi yang memberikan konstruktif terhadap negara kita ini," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement