REPUBLIKA.CO.ID, BELGRADE -- Gereja Ortodoks Serbia telah membayar mahal akibat mengabaikan pembatasan di tengah pandemi Covid-19 pascameninggalnya tokoh terkemuka Amfilohije Radovic. Ribuan orang menghadiri pemakaman seorang uskup Gereja Ortodoks tersebut yang meninggal karena virus corona pada 30 Oktober lalu.
Dilansir Anadolu Agency pada Senin (30/11), para pengikut pemimpin memberi penghormatan kepadanya dengan mencium tubuhnya. Pemimpin gereja lainnya, Patriark Irinej, terjangkit virus di pemakaman tersebut dan dirawat di rumah sakit beberapa hari kemudian. Kondisinya memburuk dan dia meninggal pada 20 November.
Tidak ada pelajaran yang didapat di pemakamannya selain dari kenyataan bahwa peti mati harus ditutup kaca untuk meminimalkan kontak. Sedangkan pada pemakaman Amfilohije Radovic, pelayat yang datang ditawari minuman biasa dengan sendok yang sama sehingga memaksimalkan risiko penyebaran infeksi virus corona.
Segera setelah itu, Uskup David yang memimpin pemakaman juga dinyatakan positif Covid-19 dan dirawat di rumah sakit. Pemimpin senior gereja lainnya, Uskup Artemije, Uskup Milutin, dan Imam Agung Josifov juga meninggal karena virus tersebut.
Banyak orang lainnya yang telah menghadiri pemakaman tersebut dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Setelah serangkaian kematian ini, pertemuan dewan yang direncanakan pada musim semi untuk memilih pemimpin baru bagi gereja pun ditunda.