REPUBLIKA.CO.ID, CIBINONG -- Ketua Relawan Indonesia Bersatu (RIB) Sandiaga Salahuddin Uno memberikan bantuan bibit lele sebanyak 10.000 ekor, 800 kilogram pakan lele dan 2.400 pot kangkung kepada anak-anak muda yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) "Leuit Jajaka" di Bogor, Jawa Barat. Bantuan tersebut sebagai upaya menyokong kegiatan pemberdayaan masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Sandiaga mengatakan gagasan pertanian di perkotaan (urban farming) dengan konsep ekosistem terpadu, yakni budi daya ikan yang terintegrasi dengan sistem produksi sayuran, merupakan inovasi yang memberikan dampak besar bagi keberlangsungan hidup. "Kami memberikan dukungan agar mereka bisa bertahan dan berkembang sehingga semakin bermanfaat bagi masyarakat," katanya.
Sandi berharap selain bermanfaat bagi perekonomian, kegiatan tersebut dapat menguatkan rasa kebersamaan dan menciptakan budaya gotong royong dalam lingkungan tempat tinggal melalui kelompok tani dan usaha UMKM. "Kita harus segera bangkit dan pulih, buka lapangan pekerjaan dan jangan takut gagal," ucapnya.
Sementara Ketua Poktan "Leuit Jajaka", Aditya Pratama Hermon menjelaskan bahwa anak muda yang tergabung dalam Poktan "Leuit Jajaka" menjadikan pandemi Covid-19 sebagai ajang berinovasi dalam mengembangkan hasil tani, salah satunya yaitu budi daya ikan dalam ember (budikdamber). "Awalnya, kami berpikir bagaimana caranya menghasilkan uang untuk jajan selama pandemi," katanya.
Saat mayoritas pemuda sibuk bersosial media, Aditya dan teman-temannya memilih berkutat di bawah teriknya matahari. Di balik keterbatasan yang menghadang, mereka ingin memastikan agar kebutuhan pangan masyarakat dapat terpenuhi.
Menurut dia Poktan "Leuit Jajaka" terus berupaya untuk berinovasi di tengah sempitnya lahan pertanian di kawasan Kota Bogor dengan metode tanam yang efisien di lahan seluas 500 meter. "Kami mengembangkan komoditas perikanan dan pertanian seperti bawal, gurame, tanaman kangkung, cabai, bayam, dan ketimun. Hasil panennya kami jual di bawah harga pasar untuk warga sini," kata pemuda yang kini cuti kuliah akibat pandemi Covid-19 itu. Ia mengatakan, jalan sukses kelompoknya menjadi agripreneur ini sendiri bukan tanpa hambatan.
Selain pengalaman, dukungan teknologi pertanian untuk membuka jaringan irigasi dan pematangan lahan juga sangat dibutuhkan. "Semua itu, semata-mata untuk memastikan agar ketersediaan pangan tetap baik di masa mendatang. Ini tantangan buat kami agar produktivitas hasil panen terus meningkat," demikian Aditya Pratama Hermon.