Jumat 04 Dec 2020 01:00 WIB

83 Persen Pelayanan Imunikasi Anak Terhenti Saat Pandemi

Cakupan imunisasi menurun saat pandemi.

Rep: Desy Sulistyawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas medis (kanan) menyuntikkan vaksin HPV (Human Papillomavirus) kepada Siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 05 pada kegiatan bulan imunisasi di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Rabu (26/8/2020). Imunisasi yang diikuti siswi kelas V dan VI untuk mencegah infeksi virus HPV (human papillomavirus).
Foto: ANTARA / Fakhri Hermansyah
Petugas medis (kanan) menyuntikkan vaksin HPV (Human Papillomavirus) kepada Siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 05 pada kegiatan bulan imunisasi di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Rabu (26/8/2020). Imunisasi yang diikuti siswi kelas V dan VI untuk mencegah infeksi virus HPV (human papillomavirus).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid 19 telah memberikan dampak penurunan signifikan terhadap cakupan imunisasi di Indonesia. Kementerian Kesehatan melaporkan setidaknya 83,9 persen pelayanan kesehatan terkait imunisasi anak di Indonesia terhenti akibat pandemi.

Kepala Seksi Imunisasi Lanjutan dan Khusus Kementerian Kesehatan Soitawati mengatakan selama pandemi Covid-19 ini semua imunisasi harus tetap dilakukan sesuai jadwal imunisasi yang telah dianjurkan, termasuk imunisasi HPV.

Baca Juga

"Saat ini, semua fasilitas kesehatan di Indonesia sudah memenuhi protokol kesehatan dengan baik jadi tidak perlu khawatir untuk datang ke fasilitas kesehatan terdekat untuk menglekapi imunisasi yang tertunda,” ujar Dr. Soitawati dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (3/12).

Menurutnya, imunisasi tidak boleh ditunda karena bisa menimbulkan risiko akan terjadinya wabah baru dalam masa pandemi Covid 19. Khususnya untuk anak perempuan kelas 5 dan kelas 6 SD, pemerintah di beberapa kota telah menyendiakan program percontohan imunisasi HPV.

“Anak perempuan kelas 5 dan kelas 6 SD di kota Jakarta, Surabaya, Jogjakarta, Makassar, Manado, Karang Anyar & Sukoharjo bisa datang ke Pukesmas untuk mendapatkan imunisasi HPV selama program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) berlangsung.”

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), imunisasi merupakan bentuk pencegahan penyakit menular yang paling efektif dan efisien di seluruh dunia. Dengan memasukkan antigen ke dalam tubuh, imunisasi dapat memicu pembentukan kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu.

Imunisasi perlu diberikan secara rutin kepada anak-anak dan orang dewasa sesuai anjuran dokter dan pemerintah supaya mendapatkan perlindungan dari berbagai penyakit menular tertentu.

Imunisasi HPV

Salah satu penyakit menular yang sering menyerang para perempuan di Indonesia adalah kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi human papillomavirus atau HPV. Berdasarkan data GLOBOCAN 2018, di Indonesia terdapat 2 perempuan meninggal setiap jam karena kanker serviks dengan 88 kasus baru terdiagnosa setiap harinya.

Penderita paling banyak adalah perempuan yang masih dalam usia produktif, 36-55 tahun. Artinya, lebih dari 18.000 perempuan Indonesia setiap tahunnya harus meninggalkan keluarga serta impian hidup mereka yang telah dibina selama bertahun-tahun.

Angka ini meningkat drastis dari data GLOBOCAN 2012, yang menyatakan 26 perempuan Indonesia meninggal setiap hari akibat kanker serviks. Namun, WHO telah merekomendasikan imunisasi HPV sebagai pencegahan utama terhadap Kanker serviks.

Soitawati mengatakan, kanker serviks merupakan penyebab kematian nomor 2 perempuan di Indonesia padahal penyakit ini bisa dicegah dengan imunisasi HPV.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement