Jumat 04 Dec 2020 16:03 WIB

Menlu Iran: Mengapa Barat Mendukung Terorisme Israel?

Iran menuduh negara Barat terlibat dalam pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Menlu Iran Javad Zarif
Foto: Anadolu Agency
Menlu Iran Javad Zarif

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menuduh Barat mendukung Israel dalam operasi pembunuhan ilmuwan nuklir asal negaranya Mohsen Fakhrizadeh. Menurut dia, sejauh ini belum ada kecaman dari Barat terkait insiden tersebut.

"Mengapa Barat mendukung terorisme Israel? Mengapa Israel melakukan tindakan teror terhadap Iran, termasuk (membunuh) ilmuwan nuklir kita, tanpa kecaman dan konsekuensi dari Barat?" kata Zarif saat berbicara d Med2020, sebuah platform internasional yang digelar di Roma, Italia, Kamis (3/12), dikutip laman Aljazirah.

Baca Juga

Dia pun turut menyinggung keputusan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain yang melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel. "Saya ingin bertanya kepada tetangga kita, apakah mereka siap untuk berperang melawan Israel dengan Iran?" ucapnya.

"Kita adalah tetangga, kita akan berada di wilayah ini bersama-sama, saya rasa mereka tidak akan mengizinkan Israel untuk berperang di sini," kata Zarif.

Kesepakatan nuklir

Zarif pun membahas tentang rancangan undang-undang (RUU) tentang pengayaan uranium yang baru-baru ini disahkan parlemen Iran. Dia menyebut RUU dapat segera menjadi UU. Namun hal itu dapat diurungkan jika sanksi terhadap negaranya dicabut dan Amerika Serikat (AS) bergabung kembali dalam kesepakatan nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).

Zarif menegaskan Iran tidak pernah mundur dari JCPOA, tapi AS melakukannya. "Iran akan kembali ke kepatuhan penuh tetapi AS harus melakukan kewajiban mereka tanpa prasyarat. Mereka harus kembali ke kepatuhan penuh dan menormalkan hubungan ekonomi Iran dengan dunia," katanya.

Dia mendesak AS berhenti mengajukan syarat dan tuntutan baru yang melewati batas. "Kami menunjukkan kepada Barat bonafide kami, sekarang saatnya bagi AS untuk menunjukkan milik mereka," ujar Zarif.

Pada 27 November lalu ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh dibunuh di Teheran. Dia dan pengawalnya diserang oleh kelompok bersenjata. Pembunuhan itu tak hanya dikecam Iran, tapi juga sejumlah negara lain di kawasan seperti Bahrain, Qatar, Yordania, dan Turki. Pejabat politik dan militer Iran menuding Israel sebagai dalang di balik serangan dan pembunuhan terhadap Fakhrizadeh.

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bersumpah akan membalas aksi pembunuhan tersebut. Ia pun menegaskan bahwa negaranya bakal tetap melanjutkan pekerjaan Fakhrizadeh. Meski informasi terkait dirinya tak banyak diketahui, tapi banyak laporan yang menyebut bahwa Fakhrizadeh merupakan tokoh utama di balik pengembangan nuklir Iran.

Menteri Kabinet Israel Tzachi Hanegbi mengatakan negaranya sama sekali tidak mengetahui siapa dalang di balik pembunuhan Fakhrizadeh. "Saya tidak tahu siapa yang melakukannya. Bukan karena bibir saya tertutup karena saya yang bertanggung jawab, saya benar-benar tidak tahu," kata Hanegbi kepada Meet the Press N12 pada 28 November lalu, dikutip laman Al Arabiya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement