REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pemerintah Lebanon pada Senin (30/11) meminta Iran menahan diri setelah pembunuhan salah seorang ilmuwannya. Hal ini disebut penting untuk menghindari kerusakan terburuk.
Lebanon, yang merupakan rumah bagi organisasi proksi Iran, Hizbullah, mengutuk pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh Jumat lalu dalam penyergapan di dekat Teheran.
"Kementerian luar negeri Lebanon mendesak semua pihak untuk menahan diri secara maksimal untuk menghindari kemerosotan ke arah skenario terburuk di kawasan," kata kementerian dilansir dari Alarabiya, Senin (30/11).
Hizbullah, yang didirikan oleh Garda Revolusi Iran pada 1982 dan memiliki pengaruh besar di Lebanon, mengatakan tanggapan atas pembunuhan itu ada di tangan Iran. Sementara Pemimpin tertinggi Iran berjanji pada Sabtu (28/11) lalu untuk membalas pembunuhan tersebut.