REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Opsi restrukturisasi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) menjadi pilihan terbaik dibandingkan opsi lainnya. Perusahaan baru yang akan dibentuk yakni IFG Life memiliki peluang pasar yang besar.
Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Toto Pranoto mengatakan, langkah ini dimulai dengan mendirikan IFG Life sebagai entitas baru dengan suntikan dana pemerintah hampir Rp 20 triliun dalam dua tahun fiskal.
"Dengan dukungan sinergi BUMN maka potensi pasar perusahaan baru ini sangat besar," ujar Toto saat dihubungi Republika, Sabtu (5/12).
Toto berharap keberlanjutan perusahaan akan lebih terjaga dengan pilihan pengelola yang profesional dan mengedepankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Para pemegang polis eks Jiwasraya yang setuju migrasi ke IFG Life akan memiliki harapan lebih baik untuk pengembalian investasi.
"Asumsinya prospek bisnis IFG Life bisa dieksekusi dengan optimal sehingga return yang dihasilkan juga cukup besar," ucap Toto.
Toto menilai model bisnis yang mengedepankan teknologi digital seperti dikembangkan perusahaan asuransi jiwa global seperti Ping An di China bisa menjadi rujukan IFG Life. Sementara pemegang polis Jiwasraya yang tidak setuju dengan pilihan restrukturisasi atau berpindah ke IFG Life, akan mempunyai opsi pengembalian investasi yang lebih terbatas.
"Karena sumber pengembalian investasi mereka hanya bersandar pada aset Jiwasraya yang tersisa dan jumlahnya tidak besar," kata Toto menambahkan.