Rabu 09 Dec 2020 08:51 WIB

Pengiriman Vaksin Dimulai, Tarif Kargo Udara Melonjak

Prosedur logistik vaksin dinilai palig rumit.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Foto selebaran yang disediakan oleh Istana Kepresidenan Indonesia menunjukkan para pekerja yang menurunkan vaksin COVID-19 dari China Sinovac Biotech, Ltd di Bandara Internasional Jakarta di Tangerang, Indonesia, 06 Desember 2020.
Foto: EPA-EFE/INDONESIAN PRESIDENTIAL PALACE
Foto selebaran yang disediakan oleh Istana Kepresidenan Indonesia menunjukkan para pekerja yang menurunkan vaksin COVID-19 dari China Sinovac Biotech, Ltd di Bandara Internasional Jakarta di Tangerang, Indonesia, 06 Desember 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Pengiriman vaksin Covid-19 secara global mulai dilakukan di Inggris. Seiring dengan hal tersebut, ternyata membuat tarif kargo udara juga mulai melonjak dan jaringan operasional truk yang mulai meluas.

“Ini pelaksanaan logistik paling rumit yang pernah ada,” kata Kepala Asosiasi Udara Internasional (IATA) Alexandre de Juniac dikutip dari Bloomberg, Selasa (8/12).

Baca Juga

Selain itu, pada pekan ini, indeks TAC tarif angkutan udara dari Frankfurt ke Amerika Utara melonjak ke level tertinggi semenjak 2016. Indeks tarif Truckstop.com untuk peralatan berpendingin di AS berada di dekat level tertinggi sejak pertengahan 2018.

Inggris merupakan negara pertama yang menyetujui vaksin dari Pfizer. Vaksin tersebut dalam pengirimannya harus diangkut pada suhu sekitar minus 70 derajat celcius.

Dengan kampanye imunisasi massal yang akan dimulai awal tahun depan, survei The International Air Cargo Association dan Pharma.aero menemukan 46 persen industri merasa siap. Hampir dua pertiga perusahaan berharap dapat meningkatkan investasi tahun depan untuk menangani pengiriman vaksin.

Ruang kargo udara pada akhirnya menjadi prioritas utama selama pandemi. Mengingat urgensinya vaksin, pasokan medis dari jarum suntik hingga alat uji akan kembali diprioritaskan.

Sementara itu, di bandara Zurich diperkirakan akan menjadi pusat yang akan dilalui beberapa vaksin Eropa dan kontainer berpendingin. Salah satu perusahaan kargo di Swiss yakni Cargologic memastikan proses tersebut akan dikontrol secara ketat untuk melakukan pengiriman dari satu pesawat ke pesawat lain.

“Hanya sekitar 20 persen pesawat maskapai penerbangan yang tersedia. Setiap penerbangan dapat membawa antara 12 dan 14 kontainer vaksin. Dengan kapasitas terbatas ini, kami sekarang harus mengangkut lima kali jumlah imunisasi selain semua barang angkutan lainnya,” tutur Direktur Pelaksana Cargologic Marco Gredig. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement