Kamis 10 Dec 2020 09:14 WIB

Inggris Larang Penderita Anafilaksis Terima Vaksin Pfizer

Inggris merupakan negara Barat pertama yang keluarkan izin penggunaan vaksin Pfizer

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Inggris telah melarang warganya yang memiliki riwayat anafilaksis terhadap obat dan makanan menerima vaksin Covid-19 milik Pfizer-BioNTech. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/BIONTECH SE
Inggris telah melarang warganya yang memiliki riwayat anafilaksis terhadap obat dan makanan menerima vaksin Covid-19 milik Pfizer-BioNTech. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kepala Eksekutif Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan Inggris (MHRA) June Raine, melarang warganya yang memiliki riwayat anafilaksis terhadap obat dan makanan menerima vaksin Covid-19 milik Pfizer-BioNTech. Hal itu dia sampaikan setelah adanya dua warga Inggris yang menunjukkan reaksi alergi signifikan terhadap vaksin.

"Siapa pun dengan riwayat anafilaksis terhadap vaksin, obat, atau makanan tidak boleh menerima vaksin Pfizer-BioNTech. Dosis kedua tidak boleh diberikan kepada siapa pun yang mengalami anafilaksis setelah pemberian dosis pertama vaksin ini," kata Raine pada Rabu (9/12).

Baca Juga

Pernyataan Raine menjadi panduan terbaru yang lebih lengkap terkait proses vaksinasi. Sebelumnya MHRA belum menggunakan istilah "anafilaksis". Mereka hanya menyebut orang dengan reaksi alergi signifikan terhadap obat dan makanan tidak boleh menerima vaksin Pfizer-BioNTech.

Dua warga yang mengalami reaksi alergi dilaporkan telah kembali pulih. Inggris merupakan negara Barat pertama yang mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin Pfizer-BioNTech. Negara ini telah membeli 40 juta dosis untuk menginokulasi 20 juta warganya. Setiap warga akan menerima dua dosis vaksin.