REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen Program Studi Pariwisata Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI), Dr Diaz Pranita mengatakan, ada sembilan jenis wisata minat khusus yang semakin digandrungi masyarakat, khususnya di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Jenis wisata tersebut akan memberi dampak lebih signifikan untuk ekonomi nasional dan masyarakat dibandingkan dengan wisata massal.
"Wisata tersebut mendukung program Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif," kata Diaz dalam keterangannya, Jumat.
Sembilan wisata minat khusus yang memiliki potensi dikembangkan dengan tetap memenuhi aspek protokol kesehatan Covid-19 ialah wisata perdesaan, pendakian gunung dan olahraga paralayang, wisata olahraga marathon, wisata bahari kapal layar (yachting) dan selam (diving). Demikian pula dengan, wisata olahraga arung jeram, wisata gua dan paramotor, ekowisata, wisata hantu dan wisata milenial (youth tourism), serta wisata relawan (voluntourism).
Diaz juga merekomendasikan, untuk memberikan pengalaman wisata yang lebih baik, aman, dan terjaga keberlanjutannya, para pelaku wisata perlu memenuhi sejumlah aspek. Mereka harus membatasi jumlah peserta, mempertimbangkan daya dukung dan kelestarian lingkungan, melakukan perencanaan secara detail, memberi dampak langsung kepada masyarakat, serta mendukung penciptaan citra positif pariwisata Indonesia.
Diaz mengatakan, pandemi Covid-19 telah menyebabkan pergeseran dari paradigma “safety first” menjadi “healthy first”. Para pengusaha wisata minat khusus juga harus memenuhi protokol kesehatan agar meningkatkan kepercayaan dan memberi jaminan kesehatan dan kenyamanan pada wisatawan.
Diaz juga mengundang para pakar untuk memberikan edukasi terkait pengembangan wisata minat khusus dan olahraga di Indonesia. Dengan demian diharapkan kegiatan ini dapat memberi wawasan kepada mahasiswa dan masyarakat Indonesia secara umum mengenai tahap normalisasi pandemi Covid-19 di dunia wisata minat khusus.