Senin 14 Dec 2020 06:24 WIB

Max Sopacua Tanggapi Bantahan Status Deklarator Demokrat

Max kini telah bergabung partai lain.

Max Sopacua
Max Sopacua

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi senior Tanah Air, Max Sopacua, menanggapi bantahan Partai Demokrat terkait status deklarator partai pimpinan Agus Harmurti Yudhoyono (AHY) itu. Hal ini, dinyatakan Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat Ossy Dermawan saat menyikapi bergabungnya Max ke Partai Era Masyarakat Sejahtera (Emas). Dalam kesempatan itu, Max mengaku merupakan deklarator Partai Demokrat. 

Namun, menurut Max, apa yang disampaikan Ossy tak tepat.  "Mas Ossy adalah orang yang baru bertugas sebagai sespri (sekretaris pribadi) Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) setelah selesai mengabdi sebagai presiden. Makanya Mas Ossy sebaiknya pelajari sejarah Partai Demokrat secara utuh," kata Max, Ahad (13/12). 

"Di tahun 2002 (tahun deklarasi Demokrat) itu Mas Ossy ada di mana? Menyebut tempat dan waktu deklarasi saja salah," ujarnya. 

Ossy sempat menyatakan, dari 99 nama deklarator Partai Demokrat pada 9 September 2001, tak ada nama Max. Deklarasi, kata Ossy, dilakukan di Gedung Graha Pratama Lantai 11, Jakarta Selatan, di hadapan notaris Aswendi Kamuli. 

Menurut Max, tidak ada deklarasi di lokasi itu. "Tidak ada deklarasi di Gedung Graha Pratama lantai 11. Di situ kantor almarhum Ventje Rumangkang. Dan yang disebut deklarasi oleh Mas Ossy itu adalah  penandatanganan akta pendirian Partai Demokrat di depan notaris Aswendi Kamuli, dan itu bukan tanggal 9 September tapi tanggal 10. Mengapa akhirnya menjadi tanggal 9 september? Itu usulan almarhum Ventje Rumangkang agar menyamakan dengan ulang tahun Pak SBY," ungkap Max. 

Max mengakui ia tak ikut serta dalam penandatanganan akta pendirian oleh 15 orang dan sisanya diwakilkan oleh Ventje tersebut. Sebab, kala itu ia merupakan pegawai negeri sipil (PNS), yang sebelumnya telah diingatkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) Faisal Tamin agar seluruh PNS tak berpolitik. 

"Namun yang penting adalah deklarasi, dan saya di OC (Organizing Committee). Deklarasi Partai Demokrat itu tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convension Centre (JHCC ) sekarang JCC, dilanjutkan dengan rakernas di Hotel Indonesia," papar politikus asal Saparua, Maluku itu. 

Menurut Max, ketika deklarasi dan rakernas Demokrat SBY tidak hadir. Sebab masih menjabat Menko Polhukam dalam kabinet yang dipimpin Presiden Megawati Soekarnoputri. Atas itu semua, Max meminta Ossy mempelajari sejarah Demokrat secara mendalam. 

"Mas Ossy bisa nanya ketum pertama Prof Budhisantoso atau yang lain di antaranya saudara Steven Rumangkang, putra almarhum Ventje Rumangkang yang duduk di pengurus Partai Demokrat. Sehingga Mas Ossy tidak memberikan pernyataan yang keliru kepada pers," kata Max yang kini bergabung dengan Partai Era Masyarakat.

Sebelumnya, Ossy Dermawan menanggapi soal Max Sopacua yang disebut bagian dari daftar deklarator Partai Demokrat.

"Sepengetahuan saya beliau tidak masuk daftar tersebut," kata Ossy akhir pekan lalu.

Ossy mengatakan bahwa Partai Demokrat tetap menghormati politikus asal Pulau Saparua, Maluku itu sebagai senior mereka walaupun Max baru saja menyatakan kesediaannya berpindah haluan ke partai lain.

"Beliau senior kami. Namun, beliau tidak masuk dalam jajaran kepengurusan harian Partai Demokrat periode 2020—2025," ujar Ossy.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement