REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sejumlah anggota Kongres Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik berjanji akan berjuang untuk mengubah hasil pemilihan presiden pada 6 Januari mendatang. Sikap itu disampaikan saat Kongres menggelar pemungutan suara untuk menerima atau menolak hasil Electoral College yang meresmikan kemenangan Joe Biden.
"Jalurnya sangat, sangat sempit bagi presiden tapi setelah mengatakan itu, saya pikir kami harus membiarkan gugatan hukumnya berjalan," kata salah satu sekutu Presiden Donald Trump, Senator Lindsey Graham, Selasa (15/12).
Sejarawan dan petugas pemilihan umum sudah memperingatkan klaim-klim kemenangan Trump yang tak mendasar mengancam kepercayaan masyarakat terhadap sistem pemilihan umum. Sementara anggota Kongres memiliki kewajiban di bawah sumpah untuk melindungi konstitusi.
"Kampanye untuk mengubah hasil pemilu sesuatu yang berbahaya," kata profesor sejarah dan kebijakan publik Princeton University, Julian Zelizer.
"Ini operasi Partai Republik, bukan operasi presidensial, dengan kebungkaman mereka, dia tidak dapat melakukan yang ia lakukan," tambahnya.
Trump mencoba untuk 'membuang' ribuan suara rakyat Amerika terutama yang dikirimkan melalui surat. Puluhan gugatan hukumnya berakhir dengan kegagalan. Tim hukumnya gagal membuktikan adanya penyimpangan.
Jaksa Agung William Barr yang ditunjuk Trump mengundurkan diri. Setelah ia mengatakan tidak ada bukti kecurangan yang dapat mengubah hasil pemilihan presiden 3 November lalu.
Petugas pemilihan umum termasuk yang berasal dari Partai Republik mengatakan pemilihan berjalan dengan adil dan valid. Pukulan terakhir upaya Trump adalah ketika Mahkamah Agung menolak gugatan hukum atas hasil pemilihan di negara-negara bagian yang menentukan.
Mantan ketua Senat Partai Republik Trent Lott mengatakan tidak ada alasan bagi Trump untuk melanjutkan gugatan. "Saya tidak melihat jalan yang tersisa untuk dikejar presiden," kata Lott dalam sebuah wawancara.
"Ketika Electoral College sudah memberikan suara, sebagai orang yang mengakui Joe Biden sebagai presiden terpilih," tambahnya.