Sabtu 19 Dec 2020 11:05 WIB

Menlu Sri Lanka Ingin Biksu Belajar Bahasa Indonesia

Keinginan dapat belajar bahasa Indonesia lewat program beasiswa Dharmasiswa.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Dubes RI untuk Sri Lanka I Gusti Ngurah Ardiyasa menemui Menteri Luar Negeri (Menlu) Sri Lanka Dinesh Gunawardena.
Foto: KBRI Colombo
Dubes RI untuk Sri Lanka I Gusti Ngurah Ardiyasa menemui Menteri Luar Negeri (Menlu) Sri Lanka Dinesh Gunawardena.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Sri Lanka Dinesh Gunawardena menyampaikan keinginan agar biksu Sri Lanka dapat belajar bahasa Indonesia pada program beasiswa Dharmasiswa.

Dinesh menyampaikan hal itu dalam pertemuan dengan Dubes RI untuk Sri Lanka I Gusti Ngurah Ardiyasa di kantor Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Sri Lanka di Colombo pada Kamis (17/12), berdasarkan keterangan dari KBRI Colombo yang diterima di Jakarta, Jumat (18/12).

Minister Counsellor KBRI Colombo, Heru Prayitno mengatakan bahwa, tersebut merupakan salah satu topik pembicaraan yang mengemuka pada pertemuan one on one antara Dubes I Gusti Ngurah Ardiyasa dan Menlu Dinesh Gunawardena.

Dubes RI dan Menlu Sri Lanka juga tetap berkomitmen menindaklanjuti hasil kunjungan Presiden Maithripala Sirisenake Indonesia pada 8 Maret 2017, dan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Sri Lanka pada 24-25 Januari 2018, meskipun terdapat tantangan pandemi Covid-19.

Hal lain yang juga mengemuka pada pembicaraan adalah komitmen memperkuat kerja sama bilateral di berbagai sektor kerja sama yang menjadi kepentingan bersama, termasuk pemberdayaan wilayah pedesaan, pengembangan kerajinan rakyat, ekonomi desa, pemberdayaan penduduk desa, pengembangan industri tekstil, produk dari pohon palmyra(pohon aren), kelapa, teh dan permohonan pelatihan bagi pengembangan industri batik Sri Lanka.

Ngurah menyambut baik kesediaan Menlu Sri Lanka melanjutkan kegiatan studi kelayakan bersama yang mengarah pada pembentukan Perjanjian Perdagangan Istimewa Indonesia-Sri Lanka, serta kesediaan menjadi tuan rumah Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-3 kedua negara, dengan usulan waktu pada pertengahan 2021.

"Terlaksananya SKB ke-3 dapat membuka peluang bagi terbentuknya working group on trade and investment (WGTI) yang bermanfaat untuk menggarap potensi sektor-sektor yang belum tersentuh (untapped potential sector) bagi peningkatan kerja sama ekonomi Indonesia-Sri Lanka," kata Ngurah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement