REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China mulai menghitung kebutuhan vaksin COVID-19 dalam negeri. Jumlah vaksin yang dihitung khususnya untuk orang-orang yang bekerja di sektor berisiko tinggi.
Sebelumnya, China sedang berencana memberikan vaksin kepada 50 juta orang kelompok berisiko tinggi. Pemberian vaksin diperkirakan akan dilakukan sebelum Tahun Baru Imlek pada 12 Februari 2021.
Berdasarkan laporan media setempat, dikutip reuters, Selasa (22/12), Imlek merupakan puncak kepadatan arus mudik terbesar di dunia. Setelah 50 juta orang menerima vaksin, maka risiko penularan COVID-19 sedikit berkurang.
Menurut pakar, hanya 70 persen dari total populasi, maka masyarakat China sudah memenuhi standar minimum kelompok imunitas terhadap COVID-19. Hampir sejuta warga telah menjadi relawan uji vaksin. Uji klinis tahap pertama hingga ketiga menunjukkan bahwa vaksin buatan China aman digunakan.
"Ada beberapa yang mengalami dampak minor, namun tidak satu pun yang mengalami dampak serius," kata Direktur Pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan, Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), Zheng Zhongwei.