Selasa 22 Dec 2020 16:37 WIB

Korsel Tutup Semua Tempat Wisata Musim Dingin

Korsel menghadapi gelombang ketiga penyebaran Covid-19

Red: Nur Aini
Para profesional medis bekerja di klinik darurat di Seoul, Korea Selatan, 15 Desember 2020. Menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea pada 15 Desember, Seoul telah mencatat lebih dari 880 kasus virus corona baru.
Foto: EPA-EFE/JEON HEON-KYUN
Para profesional medis bekerja di klinik darurat di Seoul, Korea Selatan, 15 Desember 2020. Menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea pada 15 Desember, Seoul telah mencatat lebih dari 880 kasus virus corona baru.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan pada Selasa (22/12) bergerak untuk menutup semua resor ski dan tempat wisata musim dingin. Hal itu sebagai upaya menghentikan penyebaran virus corona baru karena gelombang ketiga pandemi terbukti jauh lebih sulit untuk ditahan di wilayah padat penduduk di ibu kota.

Dari 24 Desember hingga 3 Januari, pemerintah akan menutup fasilitas ski dan tempat-tempat wisata, yang populer selama musim akhir tahun, kata Perdana Menteri Chung Sye-kyun, berbicara di televisi.

Baca Juga

Pertemuan lebih dari empat orang tidak akan diizinkan, katanya, sementara pembatasan anti virus yang lebih ketat akan diberlakukan di restoran untuk mengurangi infeksi. Pengumuman itu muncul setelah Seoul dan daerah sekitarnya melarang pertemuan lebih dari empat orang selama liburan Natal dan Tahun Baru.

Korea Selatan mencatat jumlah kematian harian tertinggi akibat virus corona pada hari Senin. Korea Selatan melaporkan 869 kasus Covid-19 pada Senin tengah malam, Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) mengatakan pada Selasa, turun dari catatan harian 1.097 yang dilaporkan selama akhir pekan.

Maraknya kasus baru telah mengguncang Korea Selatan yang selama berbulan-bulan dianggap sebagai kisah sukses mitigasi. Kasus-kasus baru membuat penghitungan nasional menjadi 51.460 infeksi, dengan 722 kematian.

"Pesan yang didesak oleh pemerintah kepada rakyat sudah jelas," kata Chung. "Kami dengan tulus meminta Anda untuk membatalkan semua perjalanan dan pertemuan dan tinggal di rumah selama liburan Natal dan Tahun Baru."

Pemerintah nasional sejauh ini menolak seruan untuk memberlakukan Fase 3 dalam rencana anti-Covid-19 negara itu, aturan jarak sosial yang paling sulit dikategorikan yang pada dasarnya akan mengunci ekonomi terbesar keempat di Asia itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement