Rabu 23 Dec 2020 16:12 WIB

KPK Jabar Minta Tim Independen Usut Kematian 6 Laskar FPI

Mereka merasa pihak yang melakukan investigasi kurang independen

Red: A.Syalaby Ichsan
Tiga komisioner Komnas HAM Choirul Anam (kanan), Beka Ulung Hapsara (ketiga kanan), dan Aminudin (kiri) memeriksa satu dari tiga mobil yang dikendarai polisi dan enam laskar FPI dalam kasus penembakan anggota FPI di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/12/2020). Setelah pemeriksaan terhadap tiga mobil yang digunakan saat kasus penembakan anggota FPI di Tol Jakarta-Cikampek KM 50 tersebut, Komnas HAM akan menindaklanjuti hasil balistik, siapa saja yang menembak, dan cek darah dari anggota FPI.
Foto: ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA
Tiga komisioner Komnas HAM Choirul Anam (kanan), Beka Ulung Hapsara (ketiga kanan), dan Aminudin (kiri) memeriksa satu dari tiga mobil yang dikendarai polisi dan enam laskar FPI dalam kasus penembakan anggota FPI di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/12/2020). Setelah pemeriksaan terhadap tiga mobil yang digunakan saat kasus penembakan anggota FPI di Tol Jakarta-Cikampek KM 50 tersebut, Komnas HAM akan menindaklanjuti hasil balistik, siapa saja yang menembak, dan cek darah dari anggota FPI.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Koalisi Penuntut Keadilan (KPK) Jawa Barat melakukan audiensi dengan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum. Audiensi ini dilakukan untuk menyampaikan aspirasi terkait penuntasan kasus penembakan enam orang laskar Front Pembela Islam (FPI) hingga tewas.

Menurut Koordinator lapangan KPK Jabar Ahmad Jundi, awalnya mereka berencana menggelar aksi di depan Gedung Sate. Namun, setelah melihat berbagai aturan daerah yang mengkhawatirkan adanya kerumunan lebih dari 50 orang saat aksi, maka KPK Jabar pun memutuskan melakukan komunikasi dengan Uu Ruzhanul.

"Kami putuskan kegiatan ini dilakukan dengan audiensi. Karena kami tidak ingin hanya eksistensi saja di depan Gedung Sate, karena yang lebih penting tujuan aksi kami ini tersampaikan," ujar Jundi ditemui usai audiensi dengan Wagub Uu, Rabu (23/12).

Menurut Jundi, saat ini kasus yang terjadi atas hilangnya enam nyawa belum juga menemui titik terang. Mereka merasa pihak yang melakukan investigasi kurang independen.