Jumat 25 Dec 2020 09:52 WIB

Guru BK Diajak Kenali Risiko dan Gejala PIU Siswa

Ada delapan gejala kecanduan internet.

Red: Irwan Kelana
MGBK SMK Kota Depok bersama STMIK Nusa Mandiri menggelar webinar yang mengusung tema Strategi Intervensi Guru BK Menghadapi PIU Siswa.
Foto: Dok STMIK Nusa Mandiri
MGBK SMK Kota Depok bersama STMIK Nusa Mandiri menggelar webinar yang mengusung tema Strategi Intervensi Guru BK Menghadapi PIU Siswa.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) Sekolah Menengah Kejuaran (SMK) Kota Depok bersama Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Nusa Mandiri sukses gelar webinar. Kegiatan ini berlangsung secara virtual via Zoom  dan Youtube Channel Nusa Mandiri, Selasa (22/12).

Webinar itu menghadirkan Reni Sinta Dewi, dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam (BKPI) Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor. Tema yang disampaikan “Strategi Intervensi Guru BK Menghadapi PIU Siswa”.

Reni memaparkan banyaknya masalah yang muncul selama pembelajaran online. Salah satunya Problematic Internet Use (PIU) siswa. 

“PIU merupakan kecanduan internet yang menjadi hambatan dalam perkembangan psikologis sosial dan akademik pada siswa,” ungkapnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Ia menjelaskan ada delapan aspek kecanduan internet, yakni merasa keasyikan dengan internet, memerlukan waktu tambahan dalam capai kepuasan saat gunakan internet, tidak mampu mengontrol diri untuk menghentikan penggunaan internet, merasa gelisah atau murung bahkan depresi saat berusaha menghentikan penggunaan internet, lebih lama mengakses internet, kehilangan orang-orang terdekat, membohoni keluarga, menjadikan internet jalan keluar atas masalah yang dihadapi.

“Sebagai pendidik atau guru harus mampu mengenali risiko dan gejala PIU yang terjadi pada siswa  akibat seringnya menggunakan internet,” katanya.

Reni menyampaikan ada beberapa faktor penyebab PIU di  antaranya kesepian, jenuh, self esteem yang bermasalah, kecemasan sosial, serta regulasi emosi rendah.

“Guru BK harus mampu mengidentifikasi PIU siswa seperti siswa sering berlama-lama dengan gadgetnya, malas berteman keluar rumah, mudah lelah, tidak bersemangat, sering bergadang, sulit bangun pagi, pandangan mata bermasalah dan akhirnya nilai akademik siswa pun menurun juga perilakunya pun berubah,” jelas Reni.

Ia pun berharap dengan mengetahui risiko dan gejala akibat PIU siswa, Guru BK mampu menjadi memberikan solusi terbaik untuk siswa.

“Semoga dengan kegiatan ini Guru BK mampu menangangi PIU siswa dan dapat memberikan layanan konseling yang bersifat kuratif dan preventif,” harapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement