REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintahan Donald Trump berencana mengizinkan penjualan senjata senilai hampir 500 juta dolar AS ke Arab Saudi. Kesepakatan ini dikejar sebelum presiden Amerika Serikat (AS) itu meninggalkan Gedung Putih.
Mengutip dua sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengetahui masalah ini, Bloomberg melaporkan, Departemen Luar Negeri memberi tahu Kongres perihal masalah tersebut pada Selasa (22/12). Pemerintah bergerak maju untuk mengeluarkan lisensi penjualan amunisi udara-ke-darat berpemandu presisi ke Arab Saudi dengan perkiraan nilai 478 juta dolar AS.
Produsen senjata AS, Raytheon Technologies Corp, akan dapat menjual senjata tersebut langsung ke Saudi ketika menerima lisensi. Sedangkan, The Washington Post melaporkan senjata tersebut akan diproduksi di kerajaan Teluk sesuai dengan ketentuan kesepakatan yang telah dikerjakan sejak awal 2019. Perjanjian tersebut juga mencakup sistem komunikasi keamanan internal senilai 97 juta dolar AS.
Dikutip dari Aljazirah, pemimpin Republik telah menjadi pendukung setia Arab Saudi, dengan menjalin hubungan baik bersama pemimpin de fakto negara itu, Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS). Kondisi ini menjadikan hubungan AS-Saudi yang kuat sebagai pilar kebijakan Timur Tengah pemerintahannya.
Trump juga secara pribadi melindungi MBS dari berbagai macam kritik. Beberapa kasus besar yang menarik perhatian tentang catatan hak asasi manusia Saudi seputar pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi dan perang di Yaman.
The Washington Post juga melaporkan pekan ini AS sedang mempertimbangkan permintaan memberikan kekebalan MBS dari penuntutan federal AS. Upaya ini lahir dari sebuah kasus yang melibatkan dugaan ancaman yang dibuat terhadap mantan perwira tinggi intelijen Saudi.
Tapi, hubungan manis AS dengan Saudi mungkin tidak berlangsung lama lagi. Presiden terpilih AS Joe Biden berjanji menilai kembali hubungan AS-Saudi ketika menjabat.
“Di bawah pemerintahan Biden-Harris, kami akan menilai kembali hubungan kami dengan Kerajaan [Arab Saudi], mengakhiri dukungan AS untuk perang Arab Saudi di Yaman, dan memastikan Amerika tidak memeriksa nilainya di pintu untuk menjual senjata atau membeli minyak," Kata Biden pada Oktober.