REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Serangan militer Israel ke sebuah pusat kesehatan di kota Ramallah, Tepi Barat yang diduduki pada Ahad (27/12) membuat terluka seorang petugas medis dan seorang pasien yang merupakan wanita hamil.
Seperti dilansir kantor berita Wafa pada Senin (28/12), militer Israel menggerebek kompleks medis Palestina di Ramallah.
Militer Israel masuk ke halaman kompleks medis itu dan melepaskan tembakan gas air mata serta peluru karet secara acak ke arah staf medis dan pasien yang berada di lokasi.
Tembakan peluru karet itu melukai seorang wanita hamil pada bagian bahunya dan seorang paramedis pada bagian lengannya.
Sementara petugas medis dan pasien lainnya menderita sesak nafas karena menghirup gas yang ditembakan. Sejumlah pasien pun ketakutan akibat serangan itu. Serangan tersebut juga merusak sebuah mobil ambulans.
Menteri Kesehatan Palestina, Mai Al Kaila, menyatakan pihaknya mengutuk serangan itu. Menurutnya serangan itu merupakan ancaman terhadap pasien yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit terutama bagi pasien Covid-19 dan anak-anak. Terlebih dengan menembakkan gas air mata.
Mai al Kaila mengatakan serangan itu sebagai pelanggaran berat terhadap rumah sakit yang tengah memerlukan intervensi internasional.
Dia mengatakan serang itu merupakan serangan kedua militer Israel terhadap rumah sakit di Palestina. Sebelumnya pesawat tempur Israel menyerang Rumah Sakit Al Durra di Gaza dan mengakibatkan sejumlah orang dan anak-anak mengalami luka ringan.