Selasa 29 Dec 2020 11:28 WIB

Industri Keuangan Berlomba Sediakan Pembiayaan Vaksin Covid

Maybank telah lebih dulu memfasilitasi Bio Farma senilai Rp 2,68 triliun.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Petugas menyemprotkan cairan desinfektan kontainer berisi vaksin COVID-19 setibanya, di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung, Jawa Barat.
Foto: MUKHLIS JR/ANTARA FOTO
Petugas menyemprotkan cairan desinfektan kontainer berisi vaksin COVID-19 setibanya, di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah lembaga keuangan mulai tertarik menyediakan pembiayaan pengadaan vaksin Covid-19. Semisal industri perbankan seperti PT Bank Maybank Indonesia Tbk, PT Bank Central Asia Tbk  (BCA) menyatakan kesiapan menyediakan produk serupa.

Selanjutnya, platform fintech lending juga melirik pembiayaan ini. Salah satunya, Modal Rakyat akan melakukan proses credit underwriting jika ada permintaan dari UMKM untuk permohonan pembiayaan pengadaan vaksin Covid-19. Selama proses pengajuan itu dinyatakan layak, maka perusahaan akan sediakan.  

Baca Juga

"Proses credit underwriting kami perlakuan yang sama dengan industri lainnya. Apabila eligible untuk proses pembiayaan tentu saja akan kami dukung," ujar CEO Modal Rakyat Hendoko Kwik kepada wartawan, Selasa (29/12).

Kemudian, ada juga fintech lending Akseleran yang akan membuka peluang untuk menyediakan pembiayaan terkait Covid-19. "Kita sudah dukung (pembiayaan) alat pelindung diri dan proyek bantuan sosial. Jadi tidak menutup kemungkinan untuk pengadaan vaksin Covid-19," ujar Ivan Nikolas Tambunan, CEO & Co-Founder Akseleran.

Bahkan Koinwork justru belum berencana masuk ke bisnis tersebut. Namun jika ada kejelasan mengenai rantai pasok vaksin Covid-19 ke depan, perusahaan juga tidak menutup kemungkinan.  

"Karena sektor kesehatan masih menjadi industri yang nilai kerjanya positif," ujar CEO & Co-founder KoinWorks Benedicto Haryono. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement