Jumat 01 Jan 2021 16:37 WIB

Solo Siapkan 4 Skenario Hadapi Peningkatan Kasus Covid-19

Solo telah mencatat 4.660 kasus Covid-19

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nur Aini
Petugas medis mengambil sampel lendir penumpang bus untuk tes usap atau Swab Antigen di Terminal Tirtonadi, Solo, Jawa Tengah, Kamis (24/12/2020). Pemeriksaan swab antigen pemudik penumpang bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19 saat libur Natal dan Tahun Baru.
Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Petugas medis mengambil sampel lendir penumpang bus untuk tes usap atau Swab Antigen di Terminal Tirtonadi, Solo, Jawa Tengah, Kamis (24/12/2020). Pemeriksaan swab antigen pemudik penumpang bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19 saat libur Natal dan Tahun Baru.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo menyiapkan empat skenario penanganan pasien Covid-19 yang terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari Satgas Penanganan Covid-19 Solo, hingga 30 Desember 2020 angka kumulatif pasien terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 4.660 orang.

Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo telah memiliki dua rumah sakit umum daerah (RSUD) yakni RSUD Ngipang dan RSUD Bung Karno. Keduanya telah memiliki standar fasilitas dan pengolahan limbah yang memadai.

Baca Juga

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menginstruksikan agar rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di setiap daerah untuk menambah kapasitas tempat tidur perawatan pasien sebesar 30-40 persen dari yang sudah ada.

Terkait imbauan Kemenkes dan antisipasi lonjakan pasien, maka DKK Solo menyiapkan empat skenario. Pertama, pasien Covid-19 tanpa gejala (OTG) atau pasien bergejala ringan dikarantina secara terpusat. Sedangkan pasien Covid-19 bergejala sedang sampai berat harus dirawat di rumah sakit. Saat ini, sudah ada Asrama Haji Donohudan yang bisa dimanfaatkan kota/kabupaten se-Solo Raya sebagai tempat karantina pasien OTG. Asrama Haji Donohudan memiliki kapasitas menampung 800-900 orang. Namun, saat ini baru terisi 100 orang, mayoritas dari Kota Solo.

Skenario kedua, peningkatan kapasitaa tempar tidur pasien di rumah sakit rujukan Covid-19. "Yang dilakukan sekarang meningkatkan kapasitas tempat tidur rumah di rumah sakit yang ada. Kami koordinasi dengan direktur-direktur rumah sakit di Solo," kata Siti kepada wartawan, Rabu (30/12).

Berdasarkan data dari DKK Solo per 21 Desember 2020, jumlah tempat tidur pasien di seluruh rumah sakit di Solo untuk merawat pasien Covid-19 mencapai 816 bed. Jumlah tempat tidur yang terpakai sebanyak 624 bed, sehingga masih ada 192 bed yang kosong.

Siti menambahkan, jika dengan skenario pertama dan kedua masih tidak dapat menampung pasien Covid-19, maka Pemkot akan melaksanakan skenario ketiga yakni membuat rumah sakit darurat.

"Kami perlu lihat dulu apakah kondisinya memang membutuhkan untuk itu. Karena untuk menuju rumah sakit darurat itu kan ada kondisi yang harus terpenuhi," imbuhnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement