Senin 04 Jan 2021 00:46 WIB

Partai Berkarya Dukung Pemerintah Bubarkan FPI

Fauzan mengajak pemuda mengetahui seluk-beluk sejarah berdirinya NKRI.

Sekjen Partai Berkarya Badaruddin Andi Picunang dan Ketua Umum AMPB Fauzan Rachmansyah didampingi fungsionaris DPP Partai Berkarya.
Foto: Dok Berkarya
Sekjen Partai Berkarya Badaruddin Andi Picunang dan Ketua Umum AMPB Fauzan Rachmansyah didampingi fungsionaris DPP Partai Berkarya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keputusan pemerintah membubarkan organisasi masyarakat (ormas) Front Pembela Islam (FPI) didukung fungsionaris Partai Beringin Karya (Berkarya). Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Berkarya, Badaruddin Andi Picunang, mengatakan, ormas harusnya dapat menjaga keamanan dan keutuhan NKRI.

"Partai Berkarya ada di belakang pemerintah dan akan mendukung langkah pemerintah dalam membubarkan ormas-ormas yang berpotensi memecah belah bangsa," kata Badaruddin dalam bincang bersama media di kantor DPP Partai Berkarya, Jakarta Selatan, dalam siaran, Ahad (3/1).

Ketua Umum Angkatan Muda Partai Berkarya (AMPB), Fauzan Rachmansyah, menegaskan, kader muda sayap Berkarya dilarang keras terafiliasi dengan FPI. Sebagai pemuda, sambung dia, sudah menjadi kewajiban ikut menjaga kesatuan dan kerukunan antar mat beragama.

“Catat ini baik-baik ya. Pengurus AMPB haram hukumnya, sekali lagi saya sebutkan, haram hukumnya jika masih terafiliasi dengan Front Pembela Islam," kata Fauzan.

Dia mengatakan, seluruh pemuda harus mengetahui seluk-beluk sejarah berdirinya NKRI, yang merupakan peran dari seluruh lapisan masyarakat, suku, agama, dan ras yang ada di Republik Indonesia.

“Kita perlu melihat keadaan sejarah, bangsa ini dibangun oleh orang-orang Jawa, orang-orang Sunda, orang Batak, orang Bugis, orang Ambon, orang Minang, dan lain-lain bergotong royong," ucapnya.

Fauzan pun mengutip pesan Ketua Umum Berkarya Mayjen (Purn) Muchdi Purwoprandjono tentang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. Pesan itu sangat jelas, lantaran sebagai mantan danjen Kopassys, Muchdi memegang teguh Sapta Marga prajurit TNI.

“Karena doktrin ketua umum kami jelas, beliau memegang teguh sapta marga, mengabdi 50 tahun lebih pada negara. Jelas Bhinneka Tunggal Ika di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah harga mati," kata Fauzan.

BACA JUGA: Benarkah Ustadz Abdul Somad (UAS) Ceramah tak Pakai Masker Saat Pandemi? Cek Faktanya di Sini....

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement