REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Jawa Barat melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat sebanyak 1.338 kejadian bencana selama tahun 2020.
"Kami mencatat sejak 1 Januari hingga 31 Desember 2020 kemarin ada 1.338 (bencana)," ungkap Kepala BPBD Kabupaten Bogor, Yani Hassan di Cibinong, Bogor, Senin (4/1).
Yani memaparkan, tanah longsor merupakan kejadian yang paling banyak terjadi di Kabupaten Bogor yakni sebanyak 427 kejadian, sedangkan urutan kedua terbanyak yaitu bencana angin kencang 376 kejadian.
Kemudian, bencana banjir 175 kejadian, kebakaran 41 kejadian, kekeringan 98 kejadian, pergeseran tanah 51 kejadian, gempa bumi 18 kejadian, dan lain-lainnya sebanyak 152 kejadian.
"Bencana lain-lainnya meliputi rumah ambruk, korban tenggelam, pohon tumbang, tersambar petir, jembatan rusak, dan orang tersesat," papar Yani.
Menurutnya, dari total 1.338 kejadian bencana, diperkirakan kerugian yang ditimbulkan juga sangat besar yakni sekitar Rp 28,5 miliar.
Yani menjelaskan, sepanjang tahun 2020 setidaknya 44 orang meninggal dunia, delapan orang luka berat, 12 luka sedang, dan 35 orang mengalami luka ringan.
"Total warga yang mengungsi juga cukup banyak akibat bencana yakni, 17.483 jiwa, sebanyak 213.834 jiwa terdampak bencana sepanjang tahun 2020," katanya. Yani merinci, 728 rumah juga mengalami rusak berat, 1.622 rumah rusak sedang, dan 7.581 rumah mengalami rusak ringan.
Tak hanya rumah warga, kerusakan juga menyasar rumah ibadah sebanyak 87 bangunan, 68 sarana pendidikan, empat sarana pemerintahan, dan 17 pondok pesantren dan majelis juga terdampak.
"141 meter jalan juga mengalami kerusakan dan 61 jembatan rusak akibar bencana," tuturnya.