REPUBLIKA.CO.ID, NEWYORK -- Lebih dari 200 pegawai Google di seluruh Amerika Serikat (AS) membentuk serikat buruh. Hal ini disampaikan ketua serikat terpilih dalam kolom opini surat kabar New York Times.
Dalam opini yang terbit Senin (4/1) itu disebutkan serikat yang bernama Alphabet Workers Union tersebut dibentuk untuk memastikan pekerja mendapatkan upah yang adil. Bekerja tanpa rasa takut dirudung, mendapat pembalasan atau diskriminasi.
Badan tenaga kerja AS mengkritik Google yang dituduh menanyai sejumlah karyawan yang kini sudah dipecat dengan cara yang tak sesuai hukum, karena mereka memprotes kebijakan perusahaan dan mencoba membentuk serikat. Google mengatakan mereka yakin langkah tersebut sesuai hukum.
"Selama bertahun-tahun kami membangun upaya terorganisir di Google untuk membentuk struktur resmi bagi karyawan," tulis ketua serikat, mengutip reuters, Selasa (5/1).
Ia menambahkan, sejauh ini sudah 226 karyawan menandatangani kartu dengan Communications Workers of America. Google mengatakan mereka mendukung perlindungan pekerja.
"Pegawai-pegawai memiliki perlindungan yang kami dukung, tapi seperti yang sudah-sudah, kami akan melanjutkan keterlibatan langsung dengan seluruh karyawan kami," kata director of people operations Google, Kara Silverstein.
Pembentukan grup dibangun di atas protes yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh pekerja Google dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun industri teknologi telah melihat aktivitas serikat yang sangat kecil dan penolakan pekerja secara historis, ribuan orang di Alphabet telah bersatu. Mereka secara terbuka mengkritik penanganan Google atas keluhan pelecehan seksual, pekerjaannya dengan militer AS, dan masalah lainnya.
Tidak seperti banyak serikat pekerja pemula, kelompok yang baru dibentuk tidak berharap untuk melakukan tawar-menawar bersama dengan Alphabet mengenai gaji dan kondisi kerja dalam waktu dekat. Sebaliknya, pembentukan kelompok ini bertujuan untuk menciptakan struktur yang lebih formal mengatur protes di masa depan.
Google mendapat kecaman dari regulator ketenagakerjaan AS yang menuduh perusahaan tersebut secara tidak sah menanyai beberapa pekerja yang kemudian dipecat karena memprotes kebijakan perusahaan dan mencoba mengatur serikat pekerja. Google mengatakan telah bertindak secara hukum.