REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Sejumlah warga yang tinggal di lereng Gunung Merapi di wilayah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, kembali mengungsi. Aktivitas vulkanik gunung api yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang meningkat buat warga harus mengungsi.
Warga lereng Merapi yang mengungsi di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten, sebagian sempat pulang ke rumah mereka namun kemudian kembali lagi ke tempat pengungsian setelah mendengar suara guguran material dari puncak Gunung Merapi. "Kalau di Balerante mungkin ada sekitar 20 orang yang sempat kembali ke rumah mereka, mungkin mereka merasa bosan," kata Kepala Desa Balerante, Sukono, Rabu (6/1), mengenai warga lereng Merapi yang mengungsi untuk menghindari dampak erupsi sejak sekitar tiga bulan lalu.
Sukono mengatakan bahwa saat ini total ada 227 warga lereng Merapi yang mengungsi di Balai Desa Balerante. Menurut dia, sebagian warga masih berada di kawasan rawan bencana erupsi Merapi.
"Kalau yang dari awal belum turun adalah kelompok sehat, jadi masih di atas," katanya. "Kami mengimbau warga untuk terus meningkatkan kewaspadaan karena ya belum sepenuhnya turun," ia menambahkan.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida sebelumnya mengatakan bahwa Gunung Merapi mulai memasuki fase erupsi pada tahun 2021. "Namun ini baru awal indikasi, proses ekstrusi magma (keluarnya magma ke permukaan) masih akan terjadi berdasarkan data seismik dan deformasi yang masih tinggi," katanya.
Menurut BPPTKG,pada 4 Januari 2021 pukul 19.50 WIB terjadi guguran yang tercatat di seismogram memiliki amplitudo 33 mm dan durasi 60 detik. Suaranya terdengar hingga Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan.