Rabu 06 Jan 2021 19:21 WIB

Pandemi, Mentan: Pertanian Terbukti Jadi Kekuatan Ekonomi RI

Pasokan beras hingga akhir tahun 2020 diproyeksikan surplus sekitar 7 juta ton

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan di masa pandemi sektor pertanian menjadi kekuatan ekonomi nasional dan penyelamat masyarakat.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan di masa pandemi sektor pertanian menjadi kekuatan ekonomi nasional dan penyelamat masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 di tahun 2020 telah dilalui. Sejumlah sektor ekonomi mengalami tekanan berat lantaran terganggunya rantai pasok serta tingkat permintaan. Namun, berbeda halnya dengan pertanian. Sektor ini menjadi kekuatan ekonomi nasional dan penyelamat masyarakat.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menuturkan, pandemi menunjukkan bahwa pertanian menjadi kekuatan yang paling besar untuk menopang kehidupan 273 juta masyarakat Indonesia. "Saya ingin katakan bahwa kekuatan ekonomi kita adalah pertanian dan itu ada di depan mata kita," kata Syahrul saat berbincang dalam talkshow bersama Republika yang digelar Selasa (5/1).

Baca Juga

Syahrul mengatakan, dalam melawan penyebaran virus, solusi kesehatan menjadi yang utama. Namun, hal lain yang tak boleh luput yakni soal ketahanan pangan. "Karena ini urusan perut yang tidak bisa ditunda. Alhamdulillah, selama 2020, dari semua sektor, ternyata hanya pertanian yang positif," katanya menambahkan.

Ia menjelaskan, sesuai instruksi langsung kepala negara, 11 komoditas pangan dasar masyarakat menjadi fokus utama Kementan untuk tetap dalam kendali. Namun, dari 11 komoditas, beras menjadi yang utama karena menjadi makanan pokok bagi masyarakat.

Menurut dia, pasokan beras hingga akhir tahun 2020 diproyeksikan surplus sekitar 7 juta ton. Itu salah satunya hasil dari upaya percepatan musim tanam dua yang dilakukan pada medio 2020 sekaligus sisa-sisa stok saat musim panen yang terakumulasi.

Sejak menjabat sebagai Menteri Pertanian 2019 lalu, Syahrul menekankan, mengendalikan sektor pertanian harus mulai beralih ke teknologi digital. Seperti menggunakan artificial intelligent, internet of things, serta robot konstruksi agar efisiensi bisa dicapai. Salah satu yang dimiliki Kementan saat ini yakni agriculture war room yang menjadi pusat kontrol pemerintah pusat kepada daerah.

"Alhamdulillah, hasilnya kita lihat aman, walaupun memang masih ada tiga komoditas yang harus impor. Daging, bawang putih, dan gula," kata dia.

Syahrul juga mengakui, selama masa pandemi tahun lalu, para petani tidak patah arang dalam melakukan budidaya. Oleh karena itu, kata dia, negara dan masyarakat harus menghargai para petani karena mereka yang menopang kebutuhan pangan masyarakat serta menjaga ekonomi nasional. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement