REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – Saham Alibaba Group Holding Ltd dan Tencent Holdings Ltd anjlok di Bursa Efek New York setelah laporan kemungkinan pemerintahan Trump melarang investasi di dua perusahaan paling berharga di China tersebut. Seperti dilansir di Bloomberg, Rabu (6/1), saham Alibaba turun 5,3 persen, sementara Tencent merosot empat persen.
Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, dan Kementerian Keuangan termasuk di antara otoritas yang terlibat dalam pengambilan keputusan, menurut orang-orang yang mengetahui pembicaraan tersebut. Laporan Wall Street Journal pada Rabu pagi menyebutkan, sebagian fokus diskusi membicarakan bagaimana langkah itu mempengaruhi pasar modal.
Pemberlakuan larangan pada kedua perusahaan akan menandai eskalasi paling dramatis yang pernah dilakukan oleh pemerintahan Trump. Pasalnya, Alibaba dan Tencent memiliki ukuran besar dan sulit untuk melepas posisi mereka.
Kapitalisasi pasar gabungan keduanya mencapai 1,4 triliun dolar AS atau setara dua kali ukuran pasar saham Spanyol. Sementara, keduanya juga menyumbang sekitar 11 persen dari total bobot tolok ukur pasar berkembang MSCI Inc.
Direktur eksekutif di Uob Kay Hian (Hong Kong) Ltd Steven Leung menyebutkan, apabila larangan diterapkan, dampaknya akan signifikan terhadap pasar. "Masih terlalu dini untuk mengatakannya. Setelah pemerintah Biden dimulai, kebijakan dapat berubah lagi," tuturnya.
Alibaba dan Tencent khawatir, mereka akan menghadapi larangan AS berikutnya. Perwakilan perusahaan tidak memberikan komentar ketika dihubungi.