REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Budi Setiawan menanggapi usulan ulama dan tokoh agama menjadi salah satu prioritas penerima vaksin. Menurutnya, hal yang pertama harus dilakukan adalah memastikan keamanan vaksin sebelum dibuat prioritas vaksinasi.
"Persoalannya adalah apabila vaksin tersebut telah lolos uji klinis, sehingga ada izin dari BPOM serta sertifikat halal dari MUI, maka tidak ada salahnya ulama dan tokoh agama yang memang mempunyai mobilitas tinggi mendapatkan prioritas," kata Budi, dihubungi Republika, Kamis (7/1).
Ia menegaskan, sebelum menetapkan prioritas vaksinasi, khususnya kepada ulama dan tokoh agama, ada tiga hal yang harus dipertimbangkan. Ketiga hal tersebut adalah keamanan vaksin, efektivitas vaksin, dan kehalalan vaksin. Jika semua itu sudah bisa dipastikan, maka ia menyambut baik usulan menetapkan ulama sebagai salah satu prioritas vaksin.
Selain itu, menurutnya melakukan vaksinasi kepada tokoh agama bisa membantu pemerintah untuk melakukan edukasi kepada masyarakat. Sebab, jika ulama dan tokoh agama bersedia divaksin, maka masyarakat secara umum cenderung akan lebih percaya dengan efektivitas vaksin.
"(Vaksinasi pada ulama) Bisa sekaligus untuk menumbuhkan kepercayaan pada masyarakat. Sebetulnya bukan krusial, tetapi akan membantu tokoh agama, sekaligus edukasi kepada masyarakat," kata dia lagi.
Sebelumnya, sejumlah pihak memberikan usulan ulama dan tokoh agama menjadi salah satu prioritas penerima vaksin. Usulan tersebut hadir dari DPR Ri, politisi, serta dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ulama dan tokoh agama dianggap salah satu sosok yang dihormati serta dipercaya publik.