Senin 11 Jan 2021 17:42 WIB

Menkes: 15 Juta Bahan Baku Vaksin Covid-19 Tiba Besok

Bahan baku tersebut akan diolah oleh PT Bio Farma menjadi vaksin Covid-19 siap pakai.

Rep: Dessy Suciati Saputri    / Red: Ratna Puspita
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sebanyak 15 juta bahan baku vaksin Covid-19 direncanakan tiba di Indonesia pada Selasa (12/1) besok. Bahan baku tersebut akan diolah oleh PT Bio Farma menjadi vaksin Covid-19 siap pakai. 

Dengan demikian, pada awal Februari nanti Indonesia akan memiliki 12 juta vaksin jadi dari pengolahan 15 juta bahan baku ini. "Ada sedikit berita baik, 15 juta bahan baku vaksin akan datang insyaallah besok dari Sinovac. Ini akan bisa diproses oleh Bio Farma dalam jangka waktu satu bulan," ujar Menkes Budi saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (11/1). 

Baca Juga

Sebanyak tiga juta dosis vaksin produksi Sinovac sudah tiba di Indonesia. Vaksin itu tiba pada dua tahap, yakni 1,2 juta dosis vaksin pada tahap pertama dan 1,8 juta dosis vaksin pada tahap kedua.

Tak hanya itu, berdasarkan informasi yang diterima dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, kerja sama multilateral antara pemerintah dengan GAVI (The Global Alliance for Vaccines and Immunisation) juga diharapkan dapat membuahkan hasil. Setidaknya, Indonesia bakal memperoleh antara 54 juta hingga 108 juta dosis vaksin secara gratis dari GAVI. 

"Berita baiknya, mungkin itu bisa datang lebih cepat entah di akhir Februari atau di awal Maret," kata dia.

Pemerintah berencana memulai program vaksinasi secara gratis pada Rabu mendatang. Vaksinasi pertama kali akan dilakukan terlebih dahulu kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, Menkes menegaskan, vaksinasi hanya akan dilakukan jika telah mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 

"BPOM adalah badan independen yang secara saintifik berhak menentukan apakah vaksin ini layak atau tidak. Jadi, sama sekali kita tidak akan melakukan vaksinasi sebelum approval dari BPOM itu keluar," kata dia. 

Menkes juga meminta bantuan baik dari pemerintah pusat, pemda, maupun pihak swasta untuk membantu proses distribusi vaksin ke berbagai daerah pelosok di Indonesia. Ia menyebut, proses distribusi vaksin Covid-19 yang membutuhkan jalur logistik dingin atau cold chain ternyata lebih kompleks dari perkiraan sebelumnya. 

"Distribusi ini membutuhkan jalur dingin, jalur logistik dingin dan itu memang ternyata lebih kompleks dari yang ternyata kita duga sebelumnya," kata dia. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement