Selasa 12 Jan 2021 19:57 WIB

Dua Saran Pakar untuk Cepat Kendalikan Covid-19

Pengetesan masif dan isolasi yang terkontrol harus dilakukan agar kasus menurun.

Sepinya pengunjung kawasan Malioboro saat pemberlakuan PTKM, Yogyakarta, Selasa (12/1). Pemerintah Daerah Yogyakarta melakukan pengetatan terbatas kegiatan masyarakat (PTKM) hingga 25 Januari untuk upaya menekan penyebaran Covid-19. Salah satunya yakni pembatasan operasional tempat perbelanjaan pada pukul 19.00 WIB. Dan juga pembatasan pengunjung wisata sebanyak 25 persen kapasitas.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Sepinya pengunjung kawasan Malioboro saat pemberlakuan PTKM, Yogyakarta, Selasa (12/1). Pemerintah Daerah Yogyakarta melakukan pengetatan terbatas kegiatan masyarakat (PTKM) hingga 25 Januari untuk upaya menekan penyebaran Covid-19. Salah satunya yakni pembatasan operasional tempat perbelanjaan pada pukul 19.00 WIB. Dan juga pembatasan pengunjung wisata sebanyak 25 persen kapasitas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar kesehatan masyarakat Prof Hasbullah Thabrany mendorong pemerintah untuk melakukan testing atau pemeriksaan terhadap siapapun yang berisiko terinfeksi Covid-19. Upaya tersebut bertujuan kasus Covid-19 dapat dideteksi dan diisolasi secepat mungkin, sehingga penularan dapat dikendalikan.

"Lakukan testing yang sebaik mungkin dan sebanyak mungkin, supaya siapa yang punya risiko menularkan bisa terdeteksi dan diisolasi," kata Hasbullah, Selasa (13/1).

Baca Juga

Ia mengatakan kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat. Itu artinya masih ada penularan yang terus menerus terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Terlebih masyarakat baru saja melewati libur Natal dan Tahun Baru yang mendorong banyak orang menghabiskan libur panjang tersebut untuk berlibur atau berekreasi, yang memungkinkan potensi peningkatan kasus penularan pascaliburan. Untuk segera mengendalikan penyebarannya, pemerintah disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih banyak dan lebih baik lagi, sehingga setiap orang yang berisiko tinggi tertular Covid-19 dapat segera terdeteksi.

Setelah semuanya dideteksi, orang-orang yang memang terkonfirmasi positif Covid-19 dapat dirawat atau diisolasi secepat mungkin, sehingga penularan dapat segera dikendalikan.

Selain perlunya memperbanyak pemeriksaan, pemerintah juga disarankan untuk tidak mengandalkan isolasi mandiri tanpa ada pengawasan. "Harus ada yang kontrol," katanya.

Karena, jika isolasi mandiri tidak dikontrol, kemungkinan penularan di dalam keluarga dari pasien tanpa gejala dapat terjadi, sehingga dapat meningkatkan penularan dari klaster keluarga. "Jadi, kalau isolasi mandiri saja enggak ada yang kontrol ya berbahaya. Jadi penularan di klaster keluarga bisa tetap meningkat," ujarnya.

Sementara itu, dalam upaya penanganan Covid-19 ke depan, Hasbullah juga mendorong alokasi dana yang lebih memadai, dengan pengawasan ketat, sehingga penggunaan dana dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk pengendalian Covid-19. "Jangan sampai ada yang korup, baik itu di kalangan pemerintah daerah, di kalangan Satgas, di kalangan fasilitas kesehatan, atau di kalangan media. Jangan sampai ada yang mengambil kesempatan dalam kesempitan," kata Hasbullah.

Pemeriksaan spesimen Covid-19 yang dilakukan pemerintah Indonesia masih fluktuatif, pernah mencapai hampir 70 ribu spesimen pada 7 Januari 2021 lalu namun kembali turun menjadi 46 ribuan spesimen per 10 Januari 2021. Pemerintah Indonesia mengakui pemeriksaan spesimen Covid-19 di Indonesia masih di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO).

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement