REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Surat Ar-Rahman memiliki ciri tersendiri jika melihat ayat-ayatnya. Sebab di dalamnya ada ayat yang diulang berkali-kali.
Ayat tersebut ialah: فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ "Maka nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan?". Ayat ini bahkan diulang sampai 31 kali.
Pengulangan ayat tersebut merupakan tanda pembeda surat Ar-Rahman dengan surat-surat lain di dalam Alquran. Pengulangan ini bertujuan untuk menegaskan soal kenikmatan dan mengingatkan manusia terkait banyaknya keberkahan.
Orang beriman harus menyadari bahwa Allah SWT layak untuk ditaati dan disyukuri serta tidak boleh menyangkal segala nikmat yang dilimpahkan-Nya.
Pengulangan beberapa ayat dalam Alquran ada di dalam surat Ar-Rahman maupun di urat yang lain. Pengulangan kalimat atau kata ini dimaksudkan untuk menekankan keutamaan kandungan ayat yang diulang tersebut.
Ibn Qutaybah menjelaskan, Allah SWT mengingatkan para hamba-Nya soal martabat dan kekuatan sehingga berbagai kenikmatan dan keberkahan yang telah dilimpahkan Allah SWT bisa dipahami dan dikenali setiap Muslim. Hal ini ibarat perkataan seseorang kepada pria, "Apakah saya tidak menyembunyikan Anda di sebuah rumah sementara Anda masih menjadi buronan?"
Pengulangan ayat, baik kalimat atau kata di dalam Alquran, dianggap wujud keindahan bahasa. Para ulama juga sudah merinci tujuan pengulangan di setiap ayat yang diulang dalam Alquran.
Dalam Alquran, ada beberapa surat di mana terdapat pengulangan misalnya dengan mengulang suatu kata dalam satu ayat. Misalnya pada surat Al-Mu'minun Ayat 36 dan surat Al-Fajr Ayat 21.
Ibnu Taimiyyah menjelaskan, tidak ada pengulangan yang murni dalam Alquran. Artinya, setiap penyebutan ayat atau kata di tempatnya itu memiliki makna yang dikehendaki oleh Allah SWT. Umpamanya seperti kisah Nabi Musa yang disebutkan berulang kali dalam Alquran.