REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Jokowi menjadi orang pertama yang mendapatkan vaksin Covid-19 produksi Sinovac. Namun, telah beredar kabar yang viral di grup perpesanan WhatsApp bahwa vaksin yang diterima Presiden adalah vaksin yang berbeda (VIP) karena kemasannya.
Dalam kabar yang viral di WA disebutkan, vaksin Sinovac memiliki alat suntik yang menyatu dengan vaksin. Sedangkan yang disuntikkan kepada Presiden Jokowi memiliki alat suntik terpisah. Karena itulah, vaksin yang disuntikkan ke Presiden diisukan adalah vaksin Pfizer atau disebut yang lebih bagus dan untuk yang VIP.
Namun hal ini telah dibantah oleh PT Bio Farma yang mendistribusikan kedua vaksin Covid-19 di Indonesia. "Kemasan Sinovac yang datang tiga juta dosis, dan tadi pagi diberi ke Presiden itu dalam bentuk vial. Jadi butuh jarum suntik," ujar Dirut Bio Farma, Honesti Basyir kepada Republika.co.id, Rabu (12/1).
Vaksin ini diimport, per dosis dalam bentuk vial dan akan diberikan buat tenaga kesehatan. Ia menjelaskan bahwa kemasan ini berbeda dengan kemasan prefil syringe (pfs) dimana vaksinnya sudah menyatu dengan jarum suntik, jadi tinggal disuntik.
Sedangkan vaksin untuk masyarakat, kata Honesti, diproduksi oleh Bio Farma, bahan bakunya (bulk) dari Sinovac.
"Jadi kemasannya nanti vial multi dose (untuk lebih dari satu dosis). Tidak ada yang pfs, itu hanya untuk uji klinis saja," kata Honesti.