Kamis 14 Jan 2021 14:17 WIB

Epidemiolog Khawatir Masyarakat Abai Protokol Pascavaksin

Protokol kesehatan tetap wajib diterapkan mengingat pandemi belum berakhir.

Warga melintas di depan spanduk sosialisasi tentang vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (14/1/2021). Sosialisasi tersebut bertujuan agar masyarakat umum tidak takut melakukan vaksinasi COVID-19.
Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Warga melintas di depan spanduk sosialisasi tentang vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (14/1/2021). Sosialisasi tersebut bertujuan agar masyarakat umum tidak takut melakukan vaksinasi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat (Sumbar), Defriman Djafri, mengkhawatirkan masyarakat di Tanah Air mengabaikan protokol kesehatan yang telah dilakukan selama 11 bulan terakhir pascavaksinasi Covid-19 dilakukan pada Rabu (13/1) di Istana Negara.

"Jangan sampai yang ditakutkan epidemiolog itu seolah-olah vaksin ada, protokol kesehatan dilepas," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Kamis (14/1).

Baca Juga

Secara pribadi, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unand tersebut mengaku telah berkali-kali menyampaikan kepada masyarakat bahwa protokol kesehatan tetap wajib diterapkan mengingat pandemi belum berakhir.

Sebab, lanjut dia, jangan sampai harapan pandemi Covid-19 berakhir pudar hanya gara-gara masyarakat sudah tidak patuh protokol kesehatan dengan dalih vaksin sudah ada. "Oleh karena itu saya selalu ingatkan jangan harapan ini malah jadi bahaya ke depannya," kata Defriman yang juga Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia, Provinsi Sumatera Barat tersebut.

Ia juga menyoroti tindakan yang dilakukan oleh presenter Raffi Ahmad tidak terpuji dan tidak patut dicontoh masyarakat karena abai protokol kesehatan. Sebab, pascadisuntik vaksin bersama Presiden Joko Widodo dan petinggi negara lainnya di Istana Negara, aktor Raffi Ahmad diketahui menghadiri sebuah kegiatan tanpa menerapkan protokol kesehatan.

Sebagai seorang publik figur, dikhawatirkan sikap dan perbuatannya menjadi contoh buruk bagi masyarakat sehingga penerapan protokol kesehatan selama 11 bulan terakhir bisa sia-sia. "Apalagi Raffi Ahmad ini publik figur, dikhawatirkan ditiru oleh masyarakat," ujar dia.

Ia menjelaskan, pascavaksinasi Covid-19, seseorang minimal membutuhkan waktu 14 hari untuk mengetahui apakah antibodi atau kekebalan telah terbentuk di dalam tubuh. Oleh sebab itu, dalam kurun waktu tersebut peluang terinfeksi virus masih ada apalagi protokol kesehatan tidak dilakukan dengan baik dan benar sesuai anjuran pemerintah.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement