REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana membentuk perusahaan induk atau holding yang khusus mengangani pembiayaan ultramikro. Holding BUMN ultramikro ini merupakan penggabungan tiga BUMN yakni PT Permodalan Nasional Madani (PNM), PT Pegadaian dan Bank BRI.
Kementerian BUMN menargetkan setelah terbentuk holding ultramikro diharapkan mampu menyasar 57 juta nasabah ultramikro atau UMi. "Kami sedang menggagas integrasi holding ultramikro yang akan menggabungkan Bank BRI, Pegadaian dan PNM, yang diharapkan menyasar 57 juta nasabah UMi dengan 30 juta di antaranya masih belum memiliki akses keuangan formal," ujar Wamen II BUMN Kartika Wirjoatmodjo dalam seminar daring di Jakarta, Senin (18/1).
Menurut dia, tujuan utama dari integrasi holding ultramikro ini untuk membangun ekosistem yang bisa melakukan on boarding para pelaku usaha ultramikro yang saat ini belum terjangkau oleh akses keuangan formal. "Sinergi ini difokuskan kepada tiga hal, pertama mengefisienkan cost of fund melalui ekosistem sinergi BRI, Pegadaian, dan PNM," katanya.
Kemudian, sinergi jaringan sehingga ekspansi usaha bisa dilakukan dengan biaya yang lebih murah sehingga cost to serve dan cost to acquire customer bisa lebih murah.
"Dan, yang paling penting sinergi digitalisasi serta platform untuk optimalisasi pemberdayaan maupun juga satu data yang bisa menjadi sumber data UMKM nasional, yang bisa menjangkau puluhan juta UMKM sehingga pada masa depan pemerintah bisa melakukan berbagai program dukungan kepada UMKM yang tepat sasaran melalui data yang dibangun dengan ekosistem ini," ujarnya.