Senin 18 Jan 2021 14:33 WIB

Australia tak akan Buka Perbatasan Meski Ada Vaksin Covid-19

Australia mengambil langkah hati-hati dalam mencegah Covid-19

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Seorang wanita menunggu untuk diuji di lab pengujian COVID-19 walkthrough di Heidelberg West, Melbourne, Australia, 22 Oktober 2020.Penduduk lima pinggiran kota di utara Melbourne, termasuk 120 orang yang tinggal di blok perumahan sosial, telah didesak untuk menjalani tes jika mereka mengalami gejala COVID-19 setelah seorang siswa sekolah dinyatakan positif.
Foto: EPA-EFE/ERIK ANDERSON
Seorang wanita menunggu untuk diuji di lab pengujian COVID-19 walkthrough di Heidelberg West, Melbourne, Australia, 22 Oktober 2020.Penduduk lima pinggiran kota di utara Melbourne, termasuk 120 orang yang tinggal di blok perumahan sosial, telah didesak untuk menjalani tes jika mereka mengalami gejala COVID-19 setelah seorang siswa sekolah dinyatakan positif.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Australia mungkin tidak akan membuka kembali perbatasan internasional tahun ini. Kepala Departemen Kesehatan, Brendan Murphy, menyatakan, bahkan kondisi itu akan tetap terjadi walau sebagian besar penduduknya divaksinasi virus corona, Senin (18/1).

"Bahkan jika kami memiliki banyak populasi yang divaksinasi, kami tidak tahu apakah itu akan mencegah penularan virus," kata Murphy kepada penyiar publik, ABC.

Baca Juga

Negara itu telah mengelola virus corona lebih baik daripada banyak negara lain melalui karantina wilayah atau lockdown yang ditargetkan dan tingkat pengujian dan pelacakan kontak yang tinggi. Hanya saja, negara ini tetap mengambil langkah hati-hati, termasuk laporan empat kasus positif pada pengunjung luar negeri di Victoria, semuanya terkait dengan turnamen Australian Open.

Acara itu diselenggarakan di bawah protokol virus corona yang ketat dengan pemain, pelatih, dan kru dibawa ke Australia dengan penerbangan charter. Mereka harus menghabiskan dua minggu di karantina sebelum kompetisi berlangsung.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement